REPUBLIKA.CO.ID, CIBODAS -- Sejak 2007 Kementerian Pekerjan Umum (Kemen PU) sudah tak membantu pembangunan Kebun Raya di Indonesia. Hanya saja, mulai pertengahan 2014, Kemen PU kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan.
Meski begitu, Ketua Kebun Raya di Seluruh Indonesia, Didik Widyatmoko, mengaku, pembangunan kebun raya terus terjadi walau bukan dari segi fisik.
"Saat Kemen PU tak memberikan bantuan kepada kami, LIPI tetap membantu, sesuai kompetensi LIPI, seperti konservasi, membangun database, melakukan diklat, dan lainnya," ujarnya kepada wartawan di Kebun Raya Cibodas, Selasa, (30/9).
Didik mengungkapkan, untuk menciptakan kebun raya yang bagus, diperlukan beberapa pembangunan fisik, seperti penyediaan embung kolam, sarana drainase, serta gedung konservasi. Hal itu demi memelihara koleksi hayati yang ada.
Melalui peluncuran dokumentasi roadmap yang berisi rencana pembangunan Kebun Raya di Indonesia selama lima tahun ke depan. Lalu dibantu Kemen PU, Didik yakin, Kebun Raya di Indonesia akan semakin berkembang.
"Saya ingin lima tahun ke depan, masyarakat menganggap kebun raya sebagai sumber kehidupan mereka," katanya.
Ia menjelaskan, kebun raya merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat sejak lama.
Di Kebun Raya Cibodas, misalnya, banyak penduduk sekitar yang mencari nafkah di sana. Seperti berdagang, bercocok tanam, bahkan ada yang menjadi pemandu wisata bagi turis asing.
Ia pun berharap, agar masyarakat datang ke kebun raya tak hanya untuk menikmati keindahan alam, melainkan belajar. "Masyarakat harus mendapatkan manfaat dari adanya kebun raya," katanya menambahkan.
Hingga kini lima kebun raya pusat yang dikelola Lembaha Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengonservasi 20 persen tumbuhan Indonesia. Diperkirakan hanya mampu menampung 30-40% tumbuhan Indonesia, sehingga perlu kebun raya baru.
Saat ini terdapat 27 kebun raya di Indonesia yang mempunyai masterplan. Kebutuhan kebun raya sendiri mencapai 47 lokasi.