Selasa 30 Sep 2014 12:56 WIB

Bambang Setiaji Dinilai Layak Jadi Menteri

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Bambang Setiaji
Foto: Edi Setyoko/republika
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Bambang Setiaji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Bambang Setiaji, dinilai tepat menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada Kabinet Jokowi-JK.

Bambang dinilai terbukti sukses memimpin dan mengembangkan UMS. Secara internal, Bambang mampu menyiapkan sumber daya manusia dengan memberi kesempatan kepada para alumni dan dosen untuk belajar sampai ke luar negeri.

Sedangkan secara eksternal, Bambang berhasil membangun jaringan kerja sama bahkan dengan universitas di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Makanya tak heran, UMS saat ini merupakan universitas swasta dengan jumlah doktor lulusan luar negeri  terbanyak.

"Bahkan saya pernah mendengar saat (Bambang) bersama Dirjen Dikti Pak Djoko Santoso sama-sama ke Inggris, Pak Djoko kaget, karena UMS bisa mengirim banyak dosen belajar di Inggris," ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Marpuji Ali, Selasa, (30/9) menanggapi hasil riset Institute for Transformation Studies (Intrans) yang menempatkan Bambang Setiaji sebagai calon terkuat Menteri Dikti dan Ristek.

Menurut Marpuji Ali, Bambang bisa melakukan itu karena memiliki strategi dalam mensiasati keterbatasan yang ada. Sebagai perguruan tinggi swasta, UMS berbeda dengan perguruan tinggi negeri yang memiliki ketersediaan dana. "Swasta kalau tidak punya strategi, tidak cukup (dana) untuk mengirim dosen ke luar negeri. Padahal, menyiapkan SDM itu sangat penting," ungkapnya.

Karena itu, menurut Marpuji Ali, pengalaman yang dimiliki Bambang tersebut sangat tepat untuk menunjang kinerjanya kalau diberi kepercayaan menjadi menteri. Meski, tanggung jawabnya tidak hanya mengurusi sebuah perguruan tinggi, tapi semua kampus termasuk riset dan teknologi agar bisa lebih maju dari sebelumnya.

"(Memimpin) di (PT) swasta itu lebih teruji. Karena sudah punya pengalaman, jadi akan lebih gesit. Karena di Kementerian kan sudah disiapkan segala sesuatunya," tegasnya.

Apalagi, Bambang dan Presiden terpilih Joko Widodo sudah sering bekerja sama. Terutama saat Jokowi masih menjadi Wali kota Solo. Marpuji Ali menekankan, ia sudah lama mengenal guru besar ekonomi tersebut. "Saya mengenal beliau sejak sama-sama mengembangkan UMS zaman Pak Djazman sebagai Rektor (tahun  1979),"  tutur Marpuji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement