Ahad 28 Sep 2014 00:07 WIB

Jadi Presiden 10 Tahun, Ketum PD: Apa Sulitnya Mendengarkan Seorang SBY

SBY
SBY

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Ketua umum Partai Demokrat mengungkapkan keheranannya mengenai tidak diadopsinya opsi yang ditawarkan Partai Demokrat dalam pembahasan RUU Pilkada yang lalu.

"Mengapa usulan kami sebagai salah satu opsi itu tidak diterima. Di Panja, di forum lobi. Apa sulitnya mendengarkan seorang SBY yang memimpin 10 tahun dan seseorang yang melahirkan juga sistem pemilihan langsung. Ini (usulan-red) sama sekali tidak diterima," kata SBY dalam keterangan pers di Washington DC, Sabtu (27/9) pagi waktu setempat atau Sabtu malam waktu Jakarta.

Ia menambahkan, "Dalam dinamika katanya oke menerima, namun jaminannya apa? Mengapa tidak ada opsi ketiga atau opsi langsung dengan perbaikan. Mengapa tembok DPR begitu rapat dan tidak bisa mewadahi ruang (masukan-red) itu."

SBY juga mengatakan Fraksi Demokrat sudah berusaha keras untuk melobi Fraksi lainnya terkait opsi itu. (Baca: Soal RUU Pilkada, SBY Heran tidak Ada yang Peduli Demokrat)

"Ketika situasi seperti itu, saya mengutus seseorang, tolong bicara dengan Tuan A dari PDIP dan menyampaikan,'bisa tidak kita duduk bersama untuk gaungkan opsi ini langsung dengan perbaikan'. Namun apa yang terjadi kemudian dikatakan voting sudah dimulai, ada kehendak kami (untuk melakukan upaya lobi-red) namun dijawab sudah mulai," tuturnya.

SBY mengatakan, "Saya hanya ingin kejernihan. Saya ingin mengajak semua melihat dengan jernih. Saya berat sekali tandatangani Undang-Undang ini karena bertentangan dengan apa yang saya pandang. Pemilihan dengan DPRD suatu kemunduran."

Yudhoyono juga mengatakan saat melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, pada Jumat (26/9) malam ada sejumlah orang yang melakukan aksi unjuk rasa di depan hotel tempat Presiden dan rombongan menginap.

"Kemarin ada unjuk rasa 10 hingga 12 orang, saya tahu, sah-sah saja. Tapi inilah politik, ketika dunia berikan apresiasi (demokrasi nasional-red) itu, ada yang berunjuk rasa," katanya.

Yudhoyono mengatakan, "Yang berunjuk rasa kemarin kalau mendengar proses itu tentu akan berbeda. Yang jelas saya sangat kecewa, tidak happy dengan proses politik di DPR. Opsi kami diwadahi saja tidak, kalau voting kalah tidak apa-apa, ini diwadahi saja tidak."

"Bismillah, nanti saya akan berjuang bersama rakyat. Saya tidak lagi (melihat-red) dari partai manapun. Saya akan berjuang. Saya masih ingin pilkada langsung dengan perbaikan mendasar. Jangan dikira dari parpol yang ada tidak semua setuju dengan pilkada melalui DPRD," katanya.

Presiden Yudhoyono melangsungkan konferensi pers mengenai kunjungan kerjanya selama di Portugal, Amerika Serikat dan Jepang. Meski demikian, Presiden atas pertanyaan wartawan menjawab mengenai pandangannya atas situasi dalam negeri terkait RUU Pilkada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement