Sabtu 27 Sep 2014 00:37 WIB

Pengamat: SBY dan Amien Rais Catatkan Sejarah Mengerikan

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bayu Hermawan
Presiden SBY saat peresmian Museum Hakka di kawasan Anjungan Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (30/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Presiden SBY saat peresmian Museum Hakka di kawasan Anjungan Taman Budaya Tionghoa, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Sikap Amien Rais yang menolak Pilkada secara langsung, serta ketidakseriusan Presiden SBY memperjuangkan demokrasi, dinilai tak memberikan teladan baik bagi genarasi mendatang. Keduanya dianggap telah mencatat sejarah mengerikan bagi bangsa ini.

Direktur Eksekutif Fahmi Habsyi mengatakan, Amien Rais dan SBY seolah tak memiliki mimpi untuk dikenang saat akhir hayatnya. Padahal setiap pemimpin berharap ada peninggalan bermakna yang akan ditinggalkan untuk generasi mendatang.

"Ada kata bijak Kong Fu Tze bisa direnungi, kematian yang indah bukanlah banyaknya harta yang ditinggalkan tapi begitu banyak yang bersedih,mendoakan dan banyaknya mengiringi dalam pemakaman," katanya, Jumat (26/9).

Dia menambahkan, Amien Rais dan SBY sebagai tokoh nasional dianggap tak punya keinginan ke arah tersebut. Ia menganggap, mereka tak punya harapan husnul khotimah dengan bendera setengah tiang berkibar di seluruh negeri ini mengenang keduanya.

Sebab 'akrobatik' para tokoh nasional itu justru menimbulkan tragedi bangi bangsa Indonesia sekarang ini. Mereka yang awal mendorong pilkada langsung, sikapnya dalam rapat paripurna UU Pilkada malah bertolak belakang dengan komitmennya.

"Mungkin sejarah mencatat tak ada "legacy" bernilai yang ditinggalkan SBY dan Amien Rais diakhir hidupnya untuk kami dan generasi masa datang. Semoga Tuhan mengampuni kita semua," jelasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement