Jumat 26 Sep 2014 23:56 WIB

Wiranto Berdoa Demokrat Bergabung di Pemerintahan Jokowi

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Bayu Hermawan
Mantan menhankam/panglima ABRI, Jenderal (Purn) Wiranto.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mantan menhankam/panglima ABRI, Jenderal (Purn) Wiranto.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Ketua Umum Partai Hanura mengajak kader PKP Indonesia untuk berdoa agar parpol Koalisi Merah Putih dapat bergabung dalam kabinet Jokowi-JK periode mendatang. Sebab, tanpa kehadiran PPP dan Demokrat, pemerintahan belum sempurna.

Dia mengatakan memang semua itu bergantung pada hak preogratif presiden dan wapres terpilih, karena itu ia mengajak seluruh kader PKP Indonesia untuk berdoa, semoga ada kesepahaman. Ia berharap, PPP dan Demokrat mampu memilih koalisi yang membangun negara.

"Sebab, dengan Parpol koalisi sekarang masih belum cukup," kata Wiranto saat menyampaikan pidatonya dalam Rakornas PKP Indonesia, Jumat (26/9).

PDI Perjuangan sebagai pengusung pasangan terpilih Jokowi-JK tak akan lengkap jika belum mendapat dukungan Partai Nasdem yang punya arah restorasi. Namun, semua itu masih tidak komplit tanpa keinginan bangkit dari PKB.

Menurutnya, faktor hati nurani juga menjadi sangat penting, itulah mengapa Hanura ikut mendampinginya. Setelah itu, hadirlah PKP Indonesia sebagai penyempurna persatuan dan keadilan kandidat capres-cawapres yang kini menang dalam putaran pilpres.

"Tapi semua itu masih belum cukup, kita masih perlu partai yang membawa keridhoan yakni PPP dan demokrasi atas hak rakyat, Partai Demokrat. Kalau sudah ada mereka, saya rasa cukup," ujar dia.

Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) menambahkan, pihaknya masih membuka peluang bagi parpol-parpol koalisi Prabowo untuk gabung di pemerintahan. Namun untuk Demokrat, ia mempertimbangkannya, tergantung kondisi yang berkembang nanti.

"Ya nantilah," kata JK saat menjawab pertanyaan atas peluang masuknya parpol Presiden SBY itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement