REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sektor minyak dan gas bumi (migas) memberikan tantangan tersendiri bagi presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK. Setidaknya, ada lima tantangan berat yang dihadapi Jokowi-JK terkait industri dan tata kelola migas di Tanah Air.
Kelima tantangan itu, kata mantan Deputi Pengendalian Finansial BP Migas WS Wirjawan, menurunnya produksi minyak, berkurangnya hasil eksplorasi migas dalam 10 tahun terakhir, dan banyaknya peraturan serta perundangan migas yang menghambat usaha peningkatan investasi dan produksi migas.
Juga, jelas Wirjawan, panjangnya alur persetujuan migas dan rumitnya birokrasi menjadi kendala tersendiri. "Padahal, sektor migas diproyeksikan bisa menyediakan pasokan energi hingga 47 persen pada 2025," kata Wirjawan, Rabu (24/9).
Menurut dia, perlu kemauan politik yang kuat dari pemerintah baru untuk melakukan terobosan-terobosan agar tantangan-tantangan ini bisa dijawab. Dengan begitu, jelas Wirjawan, sumber daya energi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal.
Ia berpendapat saat ini pemerintah baru Jokowi-JK tidak perlu lagi melakukan pengkajian mendalam tentang program-program energi. Pasalnya, program dan roadmap setiap sektor energi sudah ada, tinggal melaksanakan dengan segera dan terintegrasi.
Semua ini bertujuan agar dalam lima tahun ke depan Indonesia tidak menjadi net energy importer. Wirjawan mengatakan Indonesia harus mandiri energi.
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini