REPUBLIKA.CO.ID, LUBUKBASUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan delapan unit sirene peringatan tsunami di daerah itu belum berfungsi sejak dipasang pada 2013.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengaktifkan delapan unit sirene peringatan tsunami tersebut yang berada di Jorong Gasang Kaciak, Jorong Banda Gadang, Pasi Paneh, Ujung Labuang, Muaro Putih, Masang, Labuan dan Subang-subang.
Namun sampai saat ini belum ada realisasi dari BNPB.
"Kita akan menyurati BNPB dalam waktu dekat, sehingga ke delapan sirene ini bisa difungsikan," kata Kepala BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito, Selasa.
Dia menyebutkan, Agam saat ini hanya memiliki satu unit sirene peringatan tsunami yang berfungsi terletak di Kantor Camat Tanjung Mutiara dengan radius satu kilometer, sehingga apabila ada ancaman tsunami hanya sebagian kecil masyarakat mendengar sirene tersebut.
"Sementara jarak tempuh dari sirine peringatan tsunami ini hanya sekitar dua kilometer," imbuhnya.
Untuk menyiasati ini, sebutnya, BPBD Kabupaten Agam membentuk kelompok siaga bencana, membentuk nagari (desa) tangguh di Kecamatan Tanjung Mutiara dan membuat jalur evakuasi.
Lalu mengajukan pembangunan shalter sebanyak 12 unit di daerah itu dan lokasi shalter ini telah dikunjungi Kepala BNPB Syamsul Maarif pada 2012.
"Masyarakat diminta untuk menyelamatkan diri ke daerah perbukitan yang ada di Kecamatan Tanjung Mutiara," katanya.