Selasa 23 Sep 2014 10:07 WIB

Pengamat: Polisi Berlebihan Terkait Penggerebekan Penimbunan BBM

Rep: c75/ Red: Bilal Ramadhan
Aparat kepolisian menyita dan menyegel barang bukti BBM hasil penimbunan.
Foto: ANTARA FOTO
Aparat kepolisian menyita dan menyegel barang bukti BBM hasil penimbunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar mengatakan diduga terdapat oknum TNI AD yang membekingi penimbun solar berinisial N. Oknum tersebut merasa tersinggung dengan cara-cara polisi dalam mengambil tindakan hukum.

Selain itu, ia menuturkan tindakan polisi dalam penggerebekan dilakukan secara berlebihan. Padahal, seharusnya tidak perlu dengan cara kekerasan seperti menembak. Pasalnya, tidak ada ancaman yang membahayakan dirinya. "Kan tidak ada ancaman, seharusnya tidak perlu menembak," kata Bambang kepada ROL, Selasa (23/9).

Menurutnya, pengawasan yang lemah terhadap aparat keamanan yang bekerja di lapangan membuat bentrok TNI-Polri tidak dapat terhindarkan. Untuk itu, kedua belah pihak harus mengusut tuntas dan jika terdapat kesalahan pada masing-masing pihak harus ditindak secara tegas.

Namun, Bambang mengingatkan kasus semacam ini (bentrok TNI-Polri) sudah sering terjadi. Pasalnya, akar masalahnya tidak dipecahkan secara tuntas. Menurutnya, pemerintah perlu segera menyusun penyelenggaraan keamanan di dalam negeri secara sistemik dari unsur-unsur keamanan yang ada.

Pasalnya, saat ini masing-masing unsur keamanan masih bekerja sendiri-sendiri. "Ini yang sering timbul kecemburuan," ujarnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement