REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) membantah anggapan yang menyebut PDIP gagal melakukan regenerasi lantaran Megawati Soekarno Putri kembali dicalonkan sebagai ketua umum. Jokowi menilai, dicalonkannya ia sebagai presiden dari PDIP merupakan bukti partainya telah melakukan regenerasi.
"Saya regenerasi tidak? Saya trah Bung Karno tidak? Masalah itu jangan ditarik kemana-mana," ujarnya di Balai Kota, Senin (22/9).
Jokowi mengaku, dalam Rakernas PDIP kemarin, memang ia yang mengusulkan agar Mega kembali dicalonkan sebagai ketua umum. Meskipun, Rakernas sebenarnya bukan beragendakan memilih ketua umum baru.
"Saya menyampaikan aspirasi pribadi meski rakernas itu bukan forumnya untuk memilih ketum. Tapi ya tidak apa-apa toh, namanya juga aspirasi," ujar gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi beralasan, Mega adalah sosok pemersatu yang bisa mengayomi semua kalangan, baik di partai maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Karenanya, ia mengaggap kursi ketua umum layak kembali diduduki putri presiden pertama RI tersebut.
"Beliau itu pemersatu, penjaga soliditas. Sehingga masih sangat diperlukan, baik oleh PDI Perjuangan maupun bangsa dan negara," kata presiden terpilih yang akan dilantik pada 20 Oktober tersebut.