REPUBLIKA.CO.ID,
Berbicara tentang peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 28, ada satu nama yang sebetulnya punya peran besar, namun kurang dikenal oleh bangsa Indonesia.
Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Dr phil Ichwan Azhari MS, yang meneliti sejarah kehidupan dan perjuangan Mr SM Amin mengemukakan, Mr SM Amin (Mr Sutan Muhammad Amin) memiliki nama kecil Krueng Raba Nasution.
Ia merupakan putra dari Muhammad Taif dan Siti Madinah yang lahir di Lhok Ngah, Aceh. “Mereka merupakan keluarga bangsawan yang berani melawan arus, dengan tidak memanfaatkan pengaruh kedudukan dan keistimewaan dari status feodal yang mereka miliki,” kata Ichwan, Senin (22/9).
Kedua orang tua Mr SM Amin, kata Ichwan, memberikan pengajaran moral dan karakter yang kuat kepada seluruh anak-anaknya, sebagai bekal bagi anak-anaknya di masa depan. Ia pertama kali mengenal pergerakan kepemudaan sejak ia duduk di sekolah STOVIA Batavia.
Di sekolah ini Mr SM Amin mulai aktif pada pergerakan kebangsaan meski masih bersifat kedaerahan. Ia bergabung ke dalam gerakan Jong Sumatranen Bond, yang menjadi salah satu titik tolak kebangsaannya yang sebenarnya.
Kesadaran kebangsaan Mr SM Amin semakin menggelora sejak ia duduk di skeolah AMS Yogyakarta. “Pada masa-masa itu pula, hingga ia bersekolah di Sekolah Tinggi Hukuk di Batavia, Mr SM Amin menjadi salah satu aktifis kepemudaan yang cukup aktif,” tuturnya.
SM Amin tidak hanya bergabung pada Jong Sumateranen Bond, namun ia juga berpartisipasi pada organisasi kepemudaan lainnya seperti Jong Islamienten Bond dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
”Keseriusannya dalam berupaya mengaplikasikan semangat kebangsaan nasional, ia tujukan dengan beperan aktif pada masa-masa persiapan hingga dilaksanakannya Kongres Pemuda atau yang lebih dikenal dengan “Sumpah Pemuda”,” ujarnya.
SM Amin menjadi salah satu tokoh yang berperan penting sebagai kreator dan konseptor Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928.
“Bahkan ia juga turut berperan dalam proses penggagasan atau pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM) pada tahun 1930, yang menjadi salah satu wadah fusi (peleburan) seluruh organisasi kedaerahan yang legendaris itu,” ungkap Ichwan.
Ichwan mengatakan, sosok Mr SM Amin sebagai salah seorang konseptor sekaligus kreator Kongres Pemuda sekaligus Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM) yang kurang dikenal sepak terjang ketokohannya ini, sesungguhnya adalah tokoh yang patut dijadikan salah satu inspirasi dari aspirasi kebangsan Indonesia kini.
“Ia yang selalu konsisten dan tak pernah berhenti membawa semangat kebangsaanya yang kritis,” ungkap Ichwan Azhari
menambahkan.
irwan kelana