Senin 22 Sep 2014 10:10 WIB

Elnino Belum Akibatkan Krisis Pangan NTT

Badai Iselle
Badai Iselle

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tini Thadeus mengatakan, provinsi kepuluan itu belum mengalami bencana rawan pangan, meskipun terjadi krisis air yang disebabkan oleh El Nino.

"Sesuai laporan yang kita terima dari instansi teknis terkait, stok kebutuhan pangan kita masih sangat cukup dan tersedia," kata Thadeus yang dihubungi di Kupang, Senin, berkaitan dengan bencana rawan pangan di provinsi seribu pulau itu, akibat krisis air karena El Nino.

Dia mengatakan, bencana rawan pangan, mudah terjadi di saat daerah mengalami "serangan" cuaca buruk, berupa angin dan kemarau panjang akibat El Nino yang selalu datang di setiap tahunnya.

Dalam kondisi kemarau panjang akibat El Nino itu, sejumlah sumber air baku untuk pertanian akan mengering dan akan mengganggu proses irigasi ke lahan pertanian. "Akibatnya, seluruh tanaman pertanian akan merana, mati dan terjadi gagal panen. Jika terjadi gagal panen maka potensi rawan pangan sangat tinggi," katanya.

Namun demikian, Pemerintah Nusa Tenggara Timur telah mengantisipasinya, dengan menyediakan stok pangan, baik beras, jagung, umbi-umbian serta kacang-kacangan. "Jadi terlapor stok pangan tersedia," katanya.

Thadeus menyebutkan, akibat El Nino, 170 desa di 18 kabupaten dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami krisis air bersih. "Debit sumber mata air terus menyusut akibat kemarau, sehingga warga harus berjalan kaki untuk mengambil air di desa lain atau membeli air tangki dengan harga yang mahal," katanya.

Dari jumlah desa yang mengalami krisis air itu, tercatat 39.879 orang atau 4.325 keluarga yang menderita kekurangan pasokan air bersih. "Kita sudah salurkan tangki bantuan ke seluruh daerah melalui dinas teknis untuk membantu memasok air bersih bagi masyarakat," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement