REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewancanakan rumah dinas pejabat yang tidak ditempati menjadi "guest house". Selain kekurangan hotel, di sana juga terdapat banyak rumah dinas yang menganggur.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Gunung Kidul Supriyadi di Gunung Kidul, Ahad (21/9), mengakui tidak semua pejabat yang mau menggunakan rumah dinas yang berada di sekitar Pemkab Gunung Kidul. "Memang ada beberapa yang kosong dan tidak diisi sehingga rusak dan tidak terawat," kata Supriyadi.
Dia mengaku tidak tahu mengapa pejabat pemkab enggan menggunakan fasilitas rumah yang disediakan. "Kami menempatinya, semuanya bayar sendiri mulai dari listrik dan air bahkan rumahnya kami sewa," katanya.
Pelaksana tugas Sekda Gunung Kidul ini mengatakan agar fasilitas tersebut bermanfaat, pemkab memiliki wacana untuk menjadikannya rumah bagi tamu atau "guest house". "Saat ini sedang digodok apakah mengubah menjadi guest house bisa dilakukan," katanya.
Ia mengatakan pembuatan guest house ini dilakukan karena meningkatnya kunjungan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir, namun di Gunung Kidul belum banyak hotel yang reperesentatif. "Kami mendapat keluhan bahwa banyak wisatawan tidak mendapatkan hotel saat berkunjung ke Gunung Kidul rumah dinas nantinya bisa digunakan untuk menginap," katanya.
Dia mengatakan nantinya apabila disetujui dan bisa dilaksanakan. Setiap orang yang akan menggunakan guest house, akan dikenai biaya sewa.
"Untuk menjaga tenaga kebersihan dan pelayanan, kami menggunakan tenaga lepas," kata Supriyadi. Dari pantauan, rumah dinas sejumlah pejabat pemkab yang sudah dilengkapi listrik, PDAM dan beberapa diantaranya dilengkapi air conditioning (AC), terlihat cukup memprihatinkan. Ilalang tumbuh di mana-mana dan sejumlah fasilitas rusak.