Sabtu 20 Sep 2014 16:22 WIB

Waspadai Cacing Hati pada Hewan Kurban

Seorang pedagang mengeluarkan sapi yang berasal dari Semarang dari truk di tempat penjualan hewan qurban kawasan Matraman, Jakarta Timur, Jumat (19/9). ( Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang pedagang mengeluarkan sapi yang berasal dari Semarang dari truk di tempat penjualan hewan qurban kawasan Matraman, Jakarta Timur, Jumat (19/9). ( Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, HULU SUNGAI UTARA -- Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, meminta masyarakat berhati-hati agar jangan sampai mengonsumsi daging hewan kurban pada bagian hati yang mengandung cacing hati.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Putu Susila di Amuntai, Sabtu, mengatakan hati pada hewan kurban yang terdeteksi mengandung cacing hati, jangan sampai dimakan, kecuali daging dimasak dengan benar dan cacing hati ini sudah mati sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.

Menurut Putu, ternak kerbau yang digembala di alam bebas di daerah rawa, seperti di kawasan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) cukup rentan mengandung cacing hati.

"Setiap Hari Raya Kurban banyak ternak kerbau rawa yang dijadikan sebagai hewan kurban, sehingga perlu hati-hati saat mengonsumsinya," katanya.

Putu khawatir jika daging kurban tidak dimasak sampai matang, seperti ketika dibikin sate dan daging panggang, cacing hati masih hidup dan terkonsumsi manusia, dan hal itu bisa membahayakan.

Berdasarkan hasil pengecekan petugas Diskannak, hewan kurban yang berada di sejumlah pengumpul, dinyatakan sehat atau tidak ditemukan adanya penyakit hewan yang membahayakan, termasuk sapi yang didatangkan dari luar daerah, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kebanyakan ternak sapi kurban didatangkan dari daerah Kalsel yang cukup aman dari penyakit ternak yang membahayakan, termasuk sapi yang didatangkan dari NTB karena sudah melewati pos pemeriksaan kesehatan hewan," jelasnya.

Namun, tambah dia, khusus ternak kerbau rawa, pihaknya belum bisa menjamin sudah bebas dari penyakit, karena hingga kini, pihaknya belum berhasil mengumpulkan para pengumpul pedagang kerbau kurban untuk dilakukan pemeriksaan.

Sehingga, tambah ia, masyarakat harus lebih mewaspadai hati kerbau dari kemungkinan mengandung cacing hati, kerena petugas belum bisa mengecek kondisi ternak secara maksimal atau keseluruhan.

"Karena belum terkumpul kami belum melakukan pengecekan ternak kerbau dari kemungkinan mengandung cacing hati," Terang Putu lagi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement