Sabtu 20 Sep 2014 13:44 WIB

Diminta Jokowi Jadi Ketum Lagi, Megawati Nyaris Telan Biji Salak

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (Kedua kanan) bersama presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri),  pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di Semarang, Jateng, Jumat (19/9).   (Antara/R. Rekotomo)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (Kedua kanan) bersama presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri), pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di Semarang, Jateng, Jumat (19/9). (Antara/R. Rekotomo)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Megawati Soekarnoputri mengaku terkejut saat presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) memintanya kembali menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2015-2020. 

Apalagi permintaan Jokowi tersebut disampaikan saat Megawati tengah memakan buah salak. 

"Memang saya kaget. Kebetulan saya lagi makan salak. Hampir saja ketelan bijinya," kata Megawati di sela kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan ke-IV di Marina Convention Center Semarang, Sabtu (20/9).

Megawati mengaku tidak tahu kenapa Jokowi tiba-tiba memintanya kembali menjadi ketua umum. Namun ia bisa memahami permintaan tersebut. 

Bagi Megawati, permintaan itu merupakan upaya menyinergikan kekuatan partai untuk menyukseskan pemerintahan Jokowi. "Saya melihat ke depan ini terutama untuk membantu presiden Pak Jokowi yang Insya Allah dilantik pada 20 oktober," ujar Megawati.

Megawati merasa Jokowi dan kader PDI Perjuangan masih menganggapnya sebagai tokoh yang mumpuni mengelola partai. Dengan begitu partai akan bisa lebih berperan dalam upaya membantu pemerintah memajukan Indonesia.

Apalagi, imbuh Megawati juga pernah menjabat sebagai presiden. "Saya melihat ada hal-hal yang perlu dilanjutkan. Yang membutuhkan seorang ketua umum yang mengerti secara baik organisasi sebuah partai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement