Kamis 18 Sep 2014 15:44 WIB

Rumah Tim Transisi Jokowi Digeruduk Mahasiswa

 Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9).
Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Anti Mafia (GERAM) menggeruduk rumah tim transisi, Kamis (18/9).

Kedatangan puluhan mahasiswa itu untuk mengingatkan kepada presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK melalui tim transisi, tidak memasukkan orang-orang yang diduga terlibat sebagai antek asing dan mafia migas dalam kabinet pemerintahannya. Mereka menyebut nama-nama yang diduga terlibat dalam mafia migas, seperti Raden Priyono, Ari Soemarno, Purnomo Yusgiantoro, dan Direktur Utama PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi.

"Tentunya kami berharap orang-orang yang terlibat dalam mafia ini baik sejumlah nama yang ada (di kalangan media) kiranya tidak boleh kemudian Jokowi-JK memasukan dalam komposisi kementerian atau pemerintahannya nanti," ucap Ello Ahmad usai menyerahkan gagasan dalam pemberantasan mafia di Indonesia kepada tim rumah transisi, di Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).

"Karena, kami dari gerakan mahasiswa anti mafia tidak mau pemerintahan mendatang ini diisi oleh orang-orang mafia," ucap dia.

Ia mengatakan, akan mengawasi jalannya transisi pemerintahan Jokowi-JK dari Presiden SBY, dengan memberikan sikap-sikap kritis mahasiswa agar kabinet yang sedang digodok oleh pasangan terpilih ini dapat bebas dari mafia dan intervensi asing.

"Kami akan memberikan sumbangi dan nilai-nilai kritis kita terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh pasangan Jokowi-JK, terutama kebijakaan dalam memberantasan para mafia, baik migas, pendidikaan maupun mafia lainnya," serunya.

"Oleh karena itu, kami ingin sampaikan pesan kami agar Jokowi-JK untuk tidak takut dengan para mafia, khususnya mafia migas."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement