REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Tak sedikit orang menganggap kecil profesi seorang pertahanan sipil (hansip). Bahkan, tak jarang orang menganggap profesi tersebut hanya sebagai formalitas semata.
Namun, tidak bagi Yusuf Kelana, anggota Hansip RW 15, Cihaurgeulis, Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Pria berusia 59 tahun itu menuturkan profesi yang dia geluti selama puluhan tahun tersebut adalah profesi yang tidak biasa.
Baginya, menjadi seorang Hansip tidak hanya mengejar nilai dari profesi tersebut. Dikatakannya, untuk kategori pendapatan, tidak banyak yang bisa diharapkan.
"Kami hanya ingin melayani masyarakat, menjaga ketertiban lingkungan yang ada di sekitar sini saja," ujar Dia saat diwawancarai Republika, Rabu (17/9).
Warga yang terkadang menjalani profesi tukang becak itu menuturkan pendapatan yang diterimanya hanya sekitar Rp 300 ribu per bulan beserta iuran dari warga. Menurutnya, dengan pendapatan tersebut tentu tidaklah cukup untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
Namun, baginya hal itu bukanlah soal untuk menjalani profesi tersebut. Ia pun tidak mempermasalahkan terkait pembubaran profesi Hansip oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono beberapa waktu lalu.
Namun, meski tugas dan fungsi Hansip tidak lagi difungsikan, Yusuf tetap bersedia menjalani profesi tersebut jika memang dibutuhkan.
"Saya mah selalu siap kalo memang warga butuh, kan yang minta dilindungi warga," ungkapnya.