REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Posisi Menteri Agama sering dinilai sebagai jabatan ‘basah’. Namun, PP Muhammadiyah berharap orang jujur yang bakal menempati posisi strategis tersebut.
"Orang yang duduk di posisi ini bebannya lebih berat dari menteri yang lain karena menyandang agama," kata Ketua PP Muhammadiyah Yunahar ilyas, Rabu (17/9).
Sementara itu, tentang kriteria yang harus dimiliki seorang Menteri Agama, Yunahar yakin presiden sudah memahami dan mengantonginya. Muhammadiyah, kata dia, tidak mempermasalahkan menteri agama berasal dari organisasi tertentu, seperti Nahdlatul Ulama atau Muhamamadiyah.
"Di samping jujur dan profesional, yang paling utama harus Muslim, paham agama, serta tidak mementingkan kelompok tertentu," katanya.
Pihaknya berharap Menteri Agama ke depan belajar banyak dari pengalaman agar tidak terulang lagi kasus yang tersandung masalah hukum.
Yunahar sempat mengapresiasi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang dinilai mampu menggantikan peran Suryadharma Ali meski baru tiga bulan menjabat.
"Komunikasi yang dikedepankan Menteri Agama Lukman Hakim sangat tepat. Buktinya Muhammadiyah bersedia menghadiri sidang Isbat malam Hari Raya Idul Fitri 1435 H setelah dua tahun tidak pernah datang," katanya.