Rabu 17 Sep 2014 10:47 WIB

DPR: Embrio Radikalisme Harus Diputus

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Bilal Ramadhan
Teroris (ilustrasi)
Foto: pqed.org
Teroris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Anggota Komisi I Bidang Pertahanan DPR RI, Susaningtyas Kertopati Nefo (Nuning) mengatakan upaya deradikalisasi harus sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya kesejahteraan berkait paut dengan cara pikir masyarakat menerima paham radikal.

"Deradikalisasi harus berjalan linear dengan peningkatan kesejahteraan rakyat," kata Nuning saat dihubungi Republika, Rabu (16/9).

Nuning upaya deradikalisasi yang dilakukan pemerintah tidak akan optimal tanpa kesejahteraan. Malah menurutnya pemerintah hanya akan menghabiskan biaya. Kalau tidak ada kesejahteraan tetap saja tidak ketemu jalan keluarnya padahal uang sudah besar biaya keluar.

Hal lain yang diperlu dilakukan adalah peningkatkan kerjasama intelejen antara Badan Intelejen Negara (BIN) dan Intelkam Polri. Dengan begitu berbagai potensi gangguan bisa diwaspadai sedai dini. "Harus dicari tahu serius embrio keberadaan radikalismenya," katanya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar rapat kabinet terbatas di kantor kepresidenan, Ahad (14/9). Rapat terbatas tersebut membahas paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sehari sebelumnya Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang yang diduga jaringan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Penangkapan dilakukan di Desa Marantale, Kecamatan Simiu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, bersama aparat Polres Parigi Moutong dan Barimob Polda Sulteng, Sabtu (13/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement