REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IF) mewaspadai kondisi cuaca di perairan Selat Sunda, yang sejak beberapa hari terakhir dilanda angin kencang. Kondisi itu menyebabkan gelombang laut mencapai dua meter, dan bisa mengganggu pelayaran kapal feri.
"Kalau sore dan malam hari angin kencang melanda perairan Selat Sunda. Kami tetap mewaspadai gelombang laut yang tinggi," kata Kepala Cabang PT ASDP-IF Merak, Banten, Yanus Lantenga kepada Republika, Selasa (16/9).
Menurutnya sejak angin kencang terjadi beberapa hari terakhir, belum mengganggu alur pelayaran baik keberangkatan kapal feri (roll on roll off/roro) maupun sandar di dermaga. "Masih normal-normal saja, belum ada keterlambatan," ujarnya.
Ia mengatakan angin kencang akan menyebabkan gelombang laut tinggi sehingga sering mengakibatkan keterlambatan waktu keberangkatan dan atau selama pelayaran, termasuk waktu sandar di dermaga.
Saat ini, ia mengatakan pihaknya mengoperasionalkan kapal roro antar 25 hingga 28 unit, bergantung dengna kondisi harinya, apakah hari kerja atau akhir pekan. Jumlah kapal roro tersebut masih cukup melayani penumpang dan kendaraan dari Pelabuhan Merak (Banten) - Bakauheni (Lampung) dan sebaliknya.
Kenaikan tarif penyeberangan sebesar 12 persen per Senin (15/9), menurut ASDP, belum menyurutkan pengguna kendaraan truk dan bus melintas untuk menyeberang menggunakan kapal roro.
"Justru tetap normal seperti sebelum kenaikan tarif," ujarnya.