Selasa 16 Sep 2014 18:00 WIB

Orangtua Siswa Terlibat Pemukulan Datangi Sekolah

Pemukulan
Foto: pt-bandung.go.id
Pemukulan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah orangtua siswa SMAN 70 Bulungan Jakarta Selatan yang anaknya dikeluarkan karena diduga terlibat pemukulan mendatangi pihak sekolah.

"Kita (orangtua murid) meminta pertanggungjawaban sekolah yang mengeluarkan secara sepihak," kata salah satu orangtua murid Muhammad Sofie di Jakarta Selasa.

Ia mengatakan pihak SMAN 70 Bulungan mengeluarkan beberapa murid tanpa ada surat peringatan dan pemberitahuan secara lisan maupun tulisan.

Sofie menyatakan pimpinan SMAN 70 harus bertanggungjawab terhadap nasib beberapa murid yang dikeluarkan untuk melanjutkan pendidikannya.

Ia menyebutkan putranya tidak terlibat pengeroyokan karena saat terjadi penganiayaan berada di rumah.

Sofie juga mengaku tidak mendengar informasi terjadi pemukulan dan penganiayaan saat masa orientasi siswa baru SMAN 70.

Ia mengaku terkejut saat pihak sekolah menyerahkan surat pengembalian putranya karena tanpa ada pemberitahuan atau teguran terlebih dahulu.

Para orangtua murid sudah mengajukan keberatan terhadap keputusan pihak sekolah yang mengeluarkan beberapa pelajar itu namun tidak mendapatkan tanggapan.

Sofie menuturkan pimpinan SMAN 70 seharusnya mengajak pertemuan para orangtua atau wali murid untuk membahas persoalan itu.

Terlebih murid yang dikeluarkan merupakan kelas 3 yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN).

Salah satu orangtua murid lainnya, Lennie Saraswati mengungkapkan putranya dituduh melakukan pengeroyokan terhadap siswa baru pada 15 Juli 2014, padahal saat itu anaknya sedang di rumah karena sakit.

Lennie menyatakan putranya juga sedang menjalani masa skorsing sehingga tidak berangkat ke sekolah.

Ia menyayangkan pihak SMAN 70 yang mengeluarkan muridnya tanpa memberikan rekomendasi untuk melanjutkan di sekolah yang lain.

Para orangtua murid yang anaknya dikeluarkan itu mempertanyakan identitas murid baru yang menjadi korban penganiayaan di SMAN 70.

Ketua Komite SMAN 70 Ricky Agusiady berencana bertemu dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta guna membahas persoalan tersebut termasuk mengatasi masalah tindak kekerasan (bullying) dan mencari solusi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement