REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Dimyati Natakusumah mengatakan Ketua Umum PPP Suryadarma Ali (SDA), tidak hanya memecat Suharso Manoarfa, Emron Pangkapi, dan M. Rommahurmuziy sebagai pengurus partai namun juga sebagai kader PPP.
"Karena mereka makar memecat ketua umum," kata Dimyati saat dihubungi Republika, Jumat (12/9).
Dimyati mengibaratkan Suharso, Emron, dan Rommahurmuziy sebagai orang makar yang ingin menggulingkan presiden. Mereka bersama-sama membangun persekongkolan jahat menggulingkan SDA dari jabatan ketua umum tanpa melalui forum mukhtamar.
"Pertimbangan SDA karena mereka sudah berulang-ulang melakukan persekongkolan jahat," ujarnya.
Dimyati menjelaskan berdasarkan AD/ART PPP, Ketua Umum hanya bisa diganti melalui forum mukhtamar. Alhasil, pemecatan SDA melalui forum rapat harian sebagaimana dilakukan Suharso, Emron, dan Rommahurmuziy tidak sah.
"Hirarki mekanisme rapat itu yang tertinggi mukhtamar, kemudian mukernas, rapimnas, rapat pleno, dan rapat harian. Masa rapat harian bisa mengugurkan mukhtamar," katanya.
Dimyati menilai pengurus DPP PPP yang mendukung pemecatan SDA sebagai orang keblinger. Sebab menurutnya mereka menjadi pengurus karena diangkat oleh SDA.
"Kabinetnya Pak SDA itu saya, Emron Pangkapi, Suharso Manoarfa, Rommahurmuziy. Kita harusnya tunduk pada presiden partai Pak SDA," katanya.
SDA sebenarnya sudah menawarkan percepatan mukhtamar pada bulan Oktober. Namun menurut Dimyati, orang-orang yang berseberangan dengan SDA menolak memecat Dimyati lewat muktamar.
"Ditawarkan mukhtamar dipercepat mereka tidak mau," ujarnya.