Jumat 12 Sep 2014 13:24 WIB

Sepak Terjang Ahok, Dari Politisi ke Birokrasi (II)

Rep: C73/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok (kanan), memberi acungan jempol ketika Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono.
Foto: Antara
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok (kanan), memberi acungan jempol ketika Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok untuk mundur dari partai yang mengusungnya menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta memunculkan kontroversial. Ahok mundur dari Partai Gerindra, karena ia merasa tidak sependapat dengan usulan pemilihan kepala daerah yang dipilih oleh DPRD.

Usulan Pilkada tak langsung ini direkomendasikan oleh partai-partai dalam Koalisi Merah Putih. Dan kini, usulan tersebut tengah dalam pembahasan di DPR. 

Kemunduran dirinya dari Gerindra menimbulkan kontroversial, terutama sejak Ketua DPP Partai Gerindra Muhammad Taufik memintanya mundur dari jabatannya sebagai wagub DKI Jakarta. Hal itu muncul karena keputusan Ahok untuk mundur dari partai.

Ahok dikenal sebagai sosok yang temperamental dan tegas. Atas pernyataan Gerindra tersebut, Ahok balik mengatakan bahwa ia dipilih oleh rakyat, bukan oleh partai. Lalu siapa dan bagaimana perjalanan karir Ahok, hingga kini ia menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta?

Ia mengawali karier di 2003, bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Saat itu PPIB dipimpin oleh Dr. Sjahrir.

Pada pemilu legislatif 2004, Ahok mencalonkan diri dan terpilih sebagai anggota DPRD Belitung Timur dari fraksi PPIB  untuk masa jabatan 2004-2009.

Belum lama menjadi anggota DPRD, pada 2005 Ahok mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur. Ia berhasil mengantongi suara 37,13% dan menjadi Bupati untuk periode 2005-2010. Ia merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten tersebut yang populer dengan singkatan Kabupaten Beltim.

Kinerja Ahok dalam jabatannya sebagai bupati, mendorong Ahok untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Babel pada 2007. Namun sayangnya, ia gagal terpilih.

Pada 2009, ia maju dalam pemilu legislatif sebagai caleg dari Partai Golkar. Ia terpilih sebagai anggota Komisi II DPR periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Namun pada 2012, ia mengundurkan diri setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012.

Nama Ahok kian mencuat, manakala ia dipilih sebagai calon wakil gubernur mendampingi calon gubernur Joko Widodo. Keduanya diusung oleh PDI-P dan Partai Gerindra. Ahok menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta untuk periode 2012-2017.

Namun dengan majunya Jokowi sebagai presiden terpilih dalam pemilihan presiden 2014, Ahok akan maju menjadi gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi.

Dalam perjalanannya sebagai kader dalam partai politik, Ahok pernah masuk dalam beberapa Parpol. Pada tahun 2004 hingga 2008, ia mengabdi pada partai PPIB. Ia kemudian pindah ke Partai Golkar pada 2008 hingga 2012. Selanjutnya, Ahok menjadi kader Partai Gerindra pada 2012 hingga 2014. Pada Rabu (10/9), Ahok secara resmi memutuskan mundur dari partai Gerindra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement