Kamis 11 Sep 2014 18:39 WIB

Simposim Nasional Bioteknologi Akuakultur ke-5

Simposium Bioteknologi Akuakultur ke-5
Simposium Bioteknologi Akuakultur ke-5

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Departemen Budidaya Perairan  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Simposium Nasional Bioteknologi Akuakultur ke-5, Kamis (11/9), di IPB International Convention Center Bogor.

Acara yang dibuka secara resmi oleh Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc  ini merupakan kegiatan rutin yang digelar tiap dua tahun sekali.

Ketua Panitia, Dr. Tatag Budiardi, menjelaskan simposium yang pertama kali digelar pada tahun 2006 ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan bioteknologi akuakultur dan mendiskusikan kebijakan serta konsep pemanfaatan dan pengembangan bioteknologi akuakultur.

Simposium yang menghadirkan pembicara utama bertaraf nasional maupun internasional ini dihadiri oleh akademisi maupun peneliti nasional bidang bioteknologi akuakultur, yang masing-masing juga mempresentasikan hasil penelitiannya pada sesi seminar.

Pada pleno sesi pertama yang dimoderatori Dekan FPIK Prof. Dr. Indra Jaya, hadir sebagai pembicara adalah Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr. Slamet Subiyakto, Prof. Dr. Ohira Tsuyoshi dari Department of Biological Sciences Kanagawa University Japan, dan Dr Christopher Marlowe Arandela Caipang dari School of Temasek Polytechnic Singapore.

Slamet Subiyakto menyampaikan tentang potensi dan tantangan dalam akuakultur. Dikatakan, akuakultur Indonesia bertumpu pada enam kekuatan besar yang meliputi potensi lahan 17,7 juta hektar yang baru dimanfaatkan 6,3 persen. Selanjutnya, sebanyak 45 persen keanekaragaman hayati dunia berada di Indonesia; fisiografi, daya dukung lingkungan di daerah tropis; sumberdaya manusia yang kompeten dan terampil; prospek pasar dalam dan luar negeri yang terbuka lebar; serta konsumsi ikan nasional yang ditargetkan 40,9 kilogram per kapita per tahun pada tahun 2015.

Pembicara utama lainnya adalah Prof. Dr. Djoko Setiyanto dari BDP FPIK IPB  memaparkan permasalahan yang muncul terkait dengan budidaya ikan di perairan umum, yaitu masalah kematian massal ikan yang dibudidayakan secara periodik. Selain itu, salah satu permasalahan yang dihadapi waduk di Indonesia adalah tingginya sedimentasi yang telah menjadi faktor utama penyebab penurunan daya dukung ekosistem waduk.

Rektor IPB dalam sambutannya mengharapkan agar ke depan sistem budidaya perairan semakin modern, sehingga generasi muda tertarik untuk terjun pada bidang ini. Selanjutnya Rektor berujar bahwa simposium ini dapat menjadi wahana interaksi para akademisi, praktisi dan masyarakat luas dalam upaya memastikan segenap sumberdaya perairan dapat dimanfaatkan secara efisien dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement