REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu terancam kekeringan akibat minimnya debit air dari bendung Rentang di Kabupaten Majalengka.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid menyebutkan, tanaman padi yang terancam kekeringan itu tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur dan Losarang seluas 3.808 hektare.
Dari jumlah itu, tanaman padi yang terancam kekeringan di Kecamatan Kandanghaur seluas 2.172 hektare dan di Kecamatan Losarang 1.636 hektare.
"Rata-rata umur tanaman padi yang terancam kekeringan itu berkisar antara dua minggu sampai 45 hari," ujar Takmid, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/9).
Takmid menjelaskan, sumber pengairan untuk lahan sawah di kedua kecamatan itu sebenarnya berasal dari bendung Rentang yang terletak di kabupaten Majalengka. Namun saat ini, debit di bendung terbatas sangat minim dan tidak mampu mengalir hingga ke kedua daerah itu.
Takmid mengakui, tanaman padi di kedua kecamatan tersebut sebenarnya merupakan tanam gadu di luar jaminan air. Para petani memaksa tetap menanam padi meski tidak ada jaminan sawah mereka terus mendapatkan pasokan air di musim kemarau seperti sekarang.
"Sawah mereka juga terlambat panen rendeng (penghujan) akibat banjir yang membuat tanam gadu akhirnya mundur," terang Takmid.
Untuk menyelamatkan tanaman padi yang terancam kekeringan itu, pihaknya bersama Kementrian Pertanian dan PJT II Jatiluhur telah mengambil sejumlah langkah. Di antaranya dengan menggelontorkan air dari waduk Jatiluhur untuk kedua kecamatan tersebut.
Selain itu, pengamanan air di saluran-saluran dari rembesan dan penyedotan. Ditambah lagi, menutup pintu-pintu air untuk daerah yang sudah tidak butuh air sehingga air akan terkonsentrasi ke kedua kecamatan yang menjadi sasaran.
"Kedepan, kami akan lebih menertibkan pola tanam supaya petani menerapkan sistem tanam padi–padi–palawija,’’ tegas Takmid.