Rabu 10 Sep 2014 18:44 WIB

Lahan Kritis Citarum Berpotensi Capai 125 Ribu Hektar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indah Wulandari
Air bercampur limbah keluar dari sebuah selokan yang bermuara ke Sungai Citarum di daerah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (26/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Air bercampur limbah keluar dari sebuah selokan yang bermuara ke Sungai Citarum di daerah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Lahan kritis di daerah aliran sungai (DAS) Citarum berpotensi  mencapai 125 ribu hektare. Risikonya, rawan tanah longsor dan banjir.

''Sekarang, belum di data lagi yang sudah ditanami berapa. Tapi, di Citarum berbagai pihak mulai gencar menanam. Kami harap, yang kritis sudah mulai banyak berkurang,'' ujar Direktur Utama PT BUMN Hijau Lestari (HL) I, Ali Rahman kapada wartawan di acara BUMN Green Tour 2014, Rabu (10/9). 

Menurut Ali, dari potensi lahan kritis 125 ribu hektare tersebut, yang sudah ditanami oleh BUMN HL I, baru sekitar 2 persen atau seluas 8 ribu hektare. Namun, pihaknya terus berkomitmen untuk menghijaukan lahan kritis milik masyarakat di DAS Citarum. Yakni, dengan menguatkan kelembagaan masyarakatnya di bidang ekonomi.

Ali mengatakan, untuk merehabilitasi lahan kritis harus melibatkan semua masyarakat. BUMN HL I, menargetkan penanaman pohon di DAS Citarum semaksimal mungkin. Karena, untuk memperbaiki lingkungan targetnya jangka panjang. Selain itu, penghijauan merupakan salah satu upaya riil dalam mencegah bencana banjir dan longsor.

Menurut Ali, salah satu wilayah DAS Citarum yang ditanami adalah Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. Sejak 2011 hingga saat ini, tercatat lahan kritis masyarakat yang sudah digarap oleh BUMN HL I, sebanyak 556.036 pohon. Jenisnya, di antaranya pohon jabon, kopi, dan aren.

''Kami tiap tahun menargetkan menanam 1 juta pohon. Sejak 2011 hingga saat ini,  kami telah menanam 5 juta pohon di sejumlah lokasi tak hanya di Citarum,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement