Rabu 10 Sep 2014 11:13 WIB

Konsumsi Rapat Pemerintah Jokowi-JK dari Jajanan Warung?

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Esthi Maharani
makanan jajanan pasar (illustrasi)
Foto: republika/aditya pradana putra.
makanan jajanan pasar (illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK rencananya akan mengganti konsumsi rapat dari masakan restoran menjadi jajanan warung. Selain penghematan anggaran, cara tersebut juga dapat menghidupkan industri kecil yang diproduksi para masyarakat.

Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto mengatakan, penyelenggaraan rapat pemerintahan sekarang bisa menghabiskan dana Rp 33 triliun. Jumlah itu diperoleh dari anggaran rapat dalam kota Rp 6,25 triliun, luar kota Rp 11,9 triliun dan perjalanan dinas Rp 15,5 trilun.

"Gagasan Mensesneg, Sudi Silalahi agenda rapat hanya boleh dilakukan di dalam kantor. Kami sejalan dengan upaya penghematan itu, karena kebutuhan konsumsi yang besar, maka kami ingin ke depannya, /snack/ saat rapat jajanan warung," kata Hasto, Rabu (10/9).

Menurut dia, ide seperti ini merupakan suatu hal yang positif. Apalagi kalau nantinya menghadirkan tamu asing, maka ada rasa bangga memperkenalkan masakan khas kaki lima Indonesia kepada mereka. Dia menambahkan, banyak lokasi jajanan yang bisa diincar seperti Pasar Senen.

Selain itu, Hasto menyatakan, kondisi tersebut berimplikasi pada hematnya anggaran belanja pemerintah sehingga ada ruang fiskal yang dapat direalokasikan untuk rakyat. Dalam melakukan reformasi birokrasi memang butuh satu usulan yang bisa berkembang menjadi program.

"Terpenting ada kemauan. Banyak gagasan positif dari luar, dan kami membuka lebar masukan tersebut. Sebab, kadang-kadang gagasan yang satu akan berkembang dengan gagasan lainnya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement