Rabu 10 Sep 2014 08:19 WIB

Ribuan Unggas di Sukabumi Mati Mendadak

Rep: Riga Iman/ Red: Indah Wulandari
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Subtipe flu yang menyerang unggas, H9N2 dilaporkan menginfeksi manusia di Hong Kong. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Sejumlah peternak burung puyuh di Sukabumi mengeluhkan fenomena burung puyuh yang mati mendadak. Pasalnya, jumlah burung puyuh yang mati mencapai hingga ribuan ekor.

''Kematian unggas terjadi dalam dua pekan terakhir,'' ujar salah seorang peternak puyuh di Kelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum, Ece Suhendar kepada wartawan, Rabu (10/9). Diduga, penyebab kematian akibat diserang penyakit snot atau Infectious Coryza.

Menurut Ece, jumlah burung puyuh yang mati telah mencapai sebanyak 1.850 ekor. Jumlah tersebut cukup banyak dan merugikan para peternak.

Ece menerangkan, kematian puyuh hingga kini masih terus terjadi. Pasalnyan serangan penyakit tersebut masih belum bisa teratasi.Untuk sementara kata Ece, dia memindahkan hewan ternak yang masih sehat ke tempat lain yang berbeda. Diharapkan, langkah tersebut mencegah kematian puyuh.

Lebih lanjut Ece menerangkan, penyebaran penyakit ini diduga karena pengaruh musim pancaroba. Hal ini dikarenakan banyaknya debu yang ada di sekitar lokasi kandang. Dikatakan Ece, kerugian yang ia alami mencapai Rp 100 juta. Besarnya kerugian karena burung puyuh biasanya bertelur setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement