Selasa 09 Sep 2014 15:55 WIB

Lapan: Dana Pembuatan Pesawat N219 Rp 400 Miliar

 Petugas menyiapkan maket pesawat N 219 yang dipamerkan dalam Pameran Produk Teknologi Dalam Negeri di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Senin (19/8).  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Petugas menyiapkan maket pesawat N 219 yang dipamerkan dalam Pameran Produk Teknologi Dalam Negeri di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Senin (19/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin, menyebutkan dana yang disiapkan dari pemerintah untuk pembuatan pesawat N219 sebesar Rp 400 miliar.

"Sumber dana yang diutamakan dari pemerintah, pemerintah memberikan dukungan," kata Thomas usai menggelar penandatangan kesepahaman kerjasama PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan Lapan di Hanggar Produksi PT DI, Kota Bandung, Jabar, Selasa (9/9).

Ia menuturkan, anggaran yang sudah dikucurkan hingga 2014 dari pemerintah sebesar Rp 300 miliar, tahun berikutnya akan dikucurkan sebesar Rp 100 miliar.

Dana yang disiapkan itu, kata dia, akan menghasilkan dua pesawat baru buatan Indonesia dengan berpenumpang 19 orang. "Anggarannya Rp 300 miliar, tahun depan ditambah lagi jadi Rp 400 miliar, nanti dengan hasilnya dua pesawat," kata Thomas.

Ia mengatakan, pesawat N219 itu sudah dapat disaksikan terbang 2016, berikut akan disertifikasi kelayakan terbang pesawat tersebut. "Nantinya mempunyai sertifikasi layak terbang," kata Thomas.

Lapan melalui Pusat Teknologi Penerbangan telah mengalokasikan anggaran dan melibatkan 'engineer' dibidang aerodinamika, struktur, propulsi, navigasi, dan avionik pesawat.

Program pembuatan pesawat N219 itu telah dimulai sejak 2006 dengan melakukan kajian pasar dan kelayakannya. Kemudian 2008 hingga 2012 dilakukan uji konsep dan melakukan uji terowongan angin.

Pesawat tersebut selesai pembuatannya Agustus 2015 dan akan dilakukan uji terbang pertama kali Desember 2015. Pesawat itu memiliki keunggulan terbang di landasan pendek dengan ketinggian ekstrem atau di daerah pegunungan seperti kawasan Indonesia bagian timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement