Senin 08 Sep 2014 21:37 WIB

SBY Belum Siapkan Pengganti Jero Wacik

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri ESDM Jero Wacik memberikan pernyataan pers seputar penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK, Jakarta, Rabu (3/9) malam.  (Republika/Yasin Habibi)
Menteri ESDM Jero Wacik memberikan pernyataan pers seputar penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK, Jakarta, Rabu (3/9) malam. (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha angkat bicara terkait kekosongan pos menteri energi dan sumber daya mineral pascapengunduran diri Jero Wacik, akhir pekan lalu. Menurut Julian, sampai saat ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum melansir keputusan presiden terkait pemberhentian Wacik dan pengangkatan menteri baru.

"Kita masih belum tahu siapa karena Presiden yang saya ketahui belum menyinggung soal ini," ujar Julian kepada wartawan saat ditemui di Strategic Building, kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/9).

Julian meminta kepada seluruh pihak untuk bersabar menanti persona pengganti Wacik di Kementerian ESDM.Nanti pada saatnya, Presiden SBY akan menunjuk pejabat sementara alias menteri adinterim. "Nanti akan ada Keppres menteri ESDM yang baru.  Apakah plt (pelaksana tugas), adinterim atau yang baru," kata Julian.

Lebih lanjut, akademisi asal Universitas Indonesia ini menambahkan, jalannya roda pemerintahan di Kementerian ESDM tidak terganggu walau dirundung masalah. Sebab, terdapat wakil menteri ESDM yaitu Susilo Siswoutomo yang menjalankan tugas-tugas sementara di kementerian.

"Sehingga, tidak ada kevakuman di dalam Kementerian ESDM," ujar Julian.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wacik sebagai tersangka kasus dugaan penyelahgunaan kewenangan untuk melakukan pemerasan.Hal tersebut terkait dengan kabatannya sebagai menteri ESDM dalam kurun waktu 2011 hingga 2013.

Wacik, yang juga dikenal sebagai sekretaris majelis tinggi Partai Demokrat, partai yang didirikan SBY, diduga menggamit uang negara hingga mencapai total Rp 9,9 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement