Ahad 07 Sep 2014 13:56 WIB

Quadruplle Helix di Industri Farmasi Indonesia

Rep: C63/ Red: Indah Wulandari
Bio Farma
Bio Farma

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Industri farmasi nasional mengalami pertumbuhan tiap tahunnya.  Pengurangan penggunaan produk yang mayoritas berasal dari luar negeri atau impor harus mulai dilakukan dengan konsep industri farmasi Quadruplle Helix.

“Semua bahan baku kita masih impor, perlu pengembangan produk herbal mengingat sumber daya alam kita sangan melimpah,” kata Dirjen Bina Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI , Maura Linda Sitanggang di Seminar Nasional Strategi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Biologi dalam Menghadapi Persaingan Pasar Farmasi Global, Sabtu (6/9).

Data Kemenkes memperlihatkan,  pasar farmasi nasional tumbuh 9-12% setiap tahun dari 2011-2013. Untuk tahun ini misalnya, omzet industri farmasi nasional ditargetkan sebesar 6,61 miliar dollar AS atau meningkat 13 persen dari 2013 yang sebesar 5,88 miliar dollar AS.

Angka pertumbuhan itu lebih tinggi dialami perusahaan farmasi nasional daripada perusahaan multinasional.  Tren kenaikan tersebut, ujar Linda, bisa dijaga jika industri farmasi dapat mengembangkan pemberdayaan sumber daya biologi.

“Konsep baru tersebut merupakan kolaborasi yang tak hanya dilakukan oleh ketiga elemen, yakni akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah saja, tetapi juga melibatkan asosiasi dalam hal ini gabungan perusahaan farmasi Indonesia,” urai Linda.

Melalui konsep baru tersebut diyakini dapat terus mengembangkan industri farmasi Indonesia. Terutama juga dapat meningkatkan daya saing farmasi Indonesia di pasar luar negeri.

“Sebenarnya potensi alam kita itu besar sekali terutama herbal, tapi kita masih impor, padahal bahan itu bisa disubstitusikan dengan bahan herbal yang ada di Indonesia, itu sebenarnya yang harus dilakukan di Indonesia,” ujar Pakar Manajemen Strategi Universitas Padjajaran Ernie Tisnawati Sule.

Corporate Secretary Bio Farma, Rahman Roestan mengatakan konsep Quadrupple Helix juga tidak hanya menyasar pada komunitas lokal atau dalam negeri saja. Sebab, untuk menyasar ke pasar global jugaperlu dikembangkan kerja sama antara perusahaan farmasi lain di dunia.

“Saya kira bukan hanya nasional kita butuh asosiasi juga, itu juga kenapa kita mengajak Arab dan kita ingin sama sama kompak,” ujar Roestan.adv

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement