Jumat 05 Sep 2014 03:52 WIB

Dewan Temukan Buku Milik Negara Dijual di Toko Buku

Rep: Lilis Handayani/ Red: Julkifli Marbun
Toko Buku/Ilustrasi
Foto: Antara
Toko Buku/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sejumlah buku pelajaran bagi siswa sekolah milik negara ditemukan dijual di sebuah toko buku di kawasan Indramayu Kota. Namun, Dinas Pendidikan setempat mengaku tak tahu apapun mengenai hal tersebut.

Anggota DPRD Kabupaten Indramayu dari FPKB, Azun Mauzun, mengaku mendapat informasi dari warga mengenai adanya buku-buku pelajaran bercap milik negara yang dijual di toko buku tersebut. Setelah dicek pada Rabu (3/9) lalu, dia mengakui melihat buku-buku itu berjejer bersama buku lainnya untuk dijual.

"Buku yang bertanda cap milik negara seharusnya tak bisa diperjualbelikan," tutur Azun, Kamis (4/9).

Azun menyebutkan, ada dua jenis buku bercap milik negara yang dijual. Yakni buku berjudul Pengalamanku serta Pahlawanku.

Buku-buku itu dijual dengan kisaran harga antara Rp 21 ribu – Rp 24 ribu per buku. Padahal, buku milik negara seharusnya dibagikan secara gratis kepada setiap siswa di seluruh sekolah.

Azun mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi, dia mendapat informasi kalau belum semua buku yang memuat kurikulum 2013 itu diterima oleh seluruh siswa.

"Murid-murid masih susah dapat buku itu. Ehh ini malah diperjualbelikan di toko," kata Azun.

Kepala Toko Buku Salemba Surya Indramayu, Tantri, menjelaskan, pihaknya hanya menerima buku-buku itu langsung dari Jakarta.

"Kami hanya menerima kiriman langsung dari Jakarta," kata Tantri.

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Sri Bekti, saat dikonfirmasi, mengaku tak tahu apapun soal penjualan buku tersebut. Menurutnya, masalah itu sepenuhnya murni urusan pihak toko.

"(Penjualan buku bercap milik negara) tanpa sepengetahuan Dinas Pendidikan," tegas Sri.

Sri mengatakan, buku yang memuat kurikulum 2013 (kurtilas) malah belum seluruhnya diterima oleh seluruh sekolah di Kabupaten Indramayu. Dia menjelaskan, untuk semester pertama tahun ajaran 2014/2015 ini, para siswa akan menerima buku paket sebanyak empat tema.

Untuk tema pertama, terang Sri, telah diterima hampir seluruh sekolah. Para siswa pun menerimanya secara gratis. Namun, ada sejumlah sekolah di tiga kecamatan yang belum menerimanya. Yakni Kecamatan Anjatan, Krangkeng dan Bongas.

"Tapi hari ini rencananya (buku-buku paket tema satu) akan datang (ke tiga kecamatan itu). Besok (Jumat) didistribusikan," terang Sri.

Untuk buku-buku paket tema dua, tiga dan empat, lanjut Sri, hingga kini memang belum datang seluruhnya. Dia menyatakan, buku-buku tersebut kemungkinan baru akan datang pada Oktober mendatang.

Sri mengakui ada keterlambatan turunnya buku-buku paket itu dari Pusat. Namun, hal tersebut tak menjadi masalah dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pasalnya, ada CD mengenai isi buku tema satu, dua, tiga dan empat, yang dibagikan ke seluruh UPTD.

Selanjutnya, CD tersebut digandakan di masing-masing UPTD dan dibagikan kepada seluruh kepala sekolah dan guru. CD itulah yang menjadi pegangan para guru dan kepala sekolah dalam memberikan pelajaran kepada siswa di sekolah masing-masing.

Terpisah, Bupati Indramayu, Anna Sophanah, mengaku terkejut dengan adanya penemuan tersebut. Dia menyatakan, hal tersebut harus diselidiki untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.

"Kan pasti ada yang menjual," kata Anna.

Anna pun meminta agar buku-buku tersebut dibungkus lagi dan dikembalikan. Pasalnya, buku milik negara tak seharusnya diperjualbelikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement