REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Pengamat politik dari Universitas Gorontalo, La Husen Zuada mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi), harus berani mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Zuada, secara politis jika harga BBM dinaikkan memang akan memicu munculnya protes di jalanan maupun parlemen oleh orang-orang yang memiliki pandangan tersendiri.
Apalagi jika kenaikan harga BBM terjadi karena pencabutan subsidi dilakukan oleh Jokowi, mengingat dirinya banyak mendapat dukungan dari kalangan menengah ke bawah.
"Namun yang pasti bagi saya adalah, SBY maupun Jokowi harus bersikap layaknya negarawan dalam memutuskan menaikkan atau tidak menaikan BBM," kata Zuada.
Dia menambahkan, jika pemberian subsidi ke BBM itu memberikan dampak negatif yang lebih besar terhadap keuangan negara, maka siapapun presidennya harus berani mencabut subsidi itu, tanpa harus mengusut-usut perbedaan politik atau kesalahan masa lalu.
Saat ini yang diperlukan adalah solusi konkret terhadap persoalan subsidi BBM itu, dan dari hal itulah SBY serta Jokowi akan bisa membuktikan sikap kenegarawanannya.
"Sebaliknya jika mereka para elit politik masih menyimpan dendam atau masih mengedepankan perbedaan, maka mereka bukanlah negarawan karena tidak memikirkan kepentingan bangsa," ujar Zuada.