REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pengusiran 50 wisatawan mancanegara yang dilakukan pihak imigrasi beberapa pekan lalu akhirnya berdampak positif.
"Sekarang mereka lebih sopan, tingkat kesadarannya lebih tinggi, bagus," kata Kasi Unit B Imigrasi Batam Pelabuhan Batam Centre, Irwanto Suhaili, Sabtu.
Ia mengatakan jika sebelumnya wisman yang masuk dari pelabuhan di Singapura itu bersikap sewenang-wenang saat pemeriksaan, maka kini lebih memperhatikan apa yang dilakukan petugas.
"Dulu mereka ada yang sambil telepon, sekarang tidak lagi. Lebih 'respect'," kata dia.
Pengusiran terhadap sekitar 50 orang turis dari berbagai negara itu juga ternyata tidak mengurangi minat wisman untuk mengunjungi Batam.
Menurut Irwanto, jumlah turis dari Singapura yang datang tetap tinggi, sama seperti sebelum dilakukan pengusiran.
Hubungan antara dua negara pun tidak terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan imigrasi. Bahkan Imigrasi Singapura sempat menghubungi Imigrasi dan menyampaikan dukungannya.
"Kami juga senang, tindakan kami itu ternyata didukung oleh warga Batam. Pada intinya, kami hanya ingin kedaulatan negara ini tetap tinggi," kata dia.
Sebelumnya, pihak imigrasi Batam mengusir 50 orang wisman saat tiba di Pelabuhan Batam Centre Batam dan memulangkannya kembali ke Pelabuhan Harbour Front Singapura.
Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk Kantor Imigrasi Batam Kepulauan Riau, Raden Fajar Widjanarko mengatakan pengusiran terpaksa dilakukan disebabkan banyak alasan. Di antaranya ada yang tidak memiliki visa, wisman mabuk, melompat pagar antrean, melawan petugas ketika diberitahu dengan baik, berisik dan berlaku tidak sopan kepada petugas.
Ia mengatakan tindak pengusiran dan pengiriman kembali wisman ke Singapura dilakukan demi kewibawaan petugas imigrasi dan wibawa Indonesia di mata warga negara asing yang berkunjung.
"Terkadang mereka ketika diberitahu, tensinya lebih tinggi dan melakukan hal yang tidak pantas. Aturannya jelas," kata dia.