Senin 21 Aug 2017 22:15 WIB

Ini Strategi Kemenpar Tingkatkan Kunjungan Wisman Malaysia

Kapal ferry rute Singapura-Batam melintasi kawasan Sentosa, Singapura, Sabtu (22/11). Tahun 2014, Kota Batam telah melampaui target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1.350.000 orang yang sebagian besarnya adalah warga Singapura yang berkunjung pada
Foto: Antara
Kapal ferry rute Singapura-Batam melintasi kawasan Sentosa, Singapura, Sabtu (22/11). Tahun 2014, Kota Batam telah melampaui target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1.350.000 orang yang sebagian besarnya adalah warga Singapura yang berkunjung pada

REPUBLIKA.CO.ID,-- Dari lima negara pasar utama penyumbang wisatawan mancanegara ke Indonesia, Singapura dan Malaysia tercatat tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Bahkan cenderung stagnan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M) I Gde Pitana, mengatakan, salah satu penyebabnya adalah wisata di negara Vietnam yang tengah berkembang pesat. Bahkan bersama Indonesia, Vietnam adalah negara yang masuk 20 besar pertumbuhan kedatangan wisatawan terbesar di dunia.

"Vietnam cepat pertumbuhannya. Indonesia tumbuh 22 persen, Vietnam 24 persen," ujar I Gde Pitana.

Salah satu faktor penting dalam menunjang pertumbuhan wisata Vietnam, ujar Pitana, adalah deregulasi.

"Dia sangat kurangi aturan-aturan yang menutup investasi. Airline juga saat ini terbuka, (bebas) visa juga terbuka. Jadi banyak deregulasi yang dilakukan sehingga pasarnya pun menjadi murah," kata Pitana.

Mengatasi hal tersebut, pemerintah ujar Pitana telah lama menerapkan strategi. Salah satunya adalah meluncurkan Promosi Wonderful Indonesia Terpadu Cross Border Batam-Bintan yang diluncurkan Menteri Pariwista Arief Yahya beberapa waktu lalu.

Program promosi terpadu ini merupakan salah satu bentuk kerjasama Kemenpar dengan industri aksebilitas (ferry), pemerintah daerah, industri pariwisata terkait di Batam, Bintan, Singapura, dan Malaysia (Johor) dengan membuat paket-paket perjalanan dengan harga terjangkau.

“Paket-paket dengan harga terjangkau itu jangan diartikan Indonesia itu murah, tapi kita melakukan bundling sehingga tetap bagus untuk dijual dengan value yang bagus juga,” kata Pitana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement