REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra, Rachel Maryam menyoroti manuver Jokowi yang mendorong Presiden SBY untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM). Menurut dia, Jokowi seolah ingin lepas tangan dengan kebijakan tidak populis itu, sehingga mendesak agar pemerintahan sekarang saja yang menaikkan BBM.
"JKW tak ingin menanggung beban kenaikan BBM sendirian.BBM mendadak langka, tekan SBY agar membagi beban kenaikan BBM?" katanya melalui akun Twitter, @cumarachel.
Anggota Komisi VI DPR tersebut menyatakan, kalau mau mengambil risiko lebih baik Jokowi sendiri yang menaikkan BBM, bukan meminta kepada SBY. "Rakyat tau beban subsidi bbm sdh terlalu berat. @jokowi_do2 jgn takut u/ menanggung beban kenaikan bbm.Tak usah mengemis bagi beban dgn SBY."
Rachel meminta Jokowi untuk melupakan strategi pencitraan lantaran keputusan menaikkan BBM pasti mendapat resistensi masyarakat. "Pemimpin hrs berani bersikap.Kadang keputusan yg tepat tdk populis dan yg populis blm tentu tepat.Saatnya brtemu realita, lupakan pencitraan," katanya.
Hanya saja, kata dia, Jokowi memiliki beban berat terhadap partainya yang selalu menolak kenaikan BBM pada era pemerintahan SBY. Karena itu, Rachel menunggu keberanian Jokowi menentang kebijakan partainya.
"PDIP selalu menolak kenaikan BBM d era SBY,di thn lalu pun keras menolak dg alasan kasihan rakyat miskin. Bgmn sikap saat jd partai penguasa?"