REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menyebutkan proses pendistribusian buku pelajaran bermuatan kurikulum baru ke sekolah sudah berjalan 80 persen.
"Buku (buku pelajaran kurikulum baru, red.) memang belum semuanya sampai ke sekolah. Karena apa yang kita pikirkan tidak bisa dilaksanakan di lapangan," katanya di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai membuka dan meninjau pelaksanaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 yang berlangsung di Universitas Diponegoro Semarang sebagai tuan rumah.
Menurut dia, sebenarnya lebih gampang apabila proses pengadaan buku pelajaran dilakukan terpusat di Jakarta, mulai pendanaan, tender, dan distribusi melalui pengawasan Kemendikbud.
"Model pengadaan buku, kalau yang lebih gampang itu kan dana di Jakarta, kami tenderkan di Jakarta, tentukan pemenang, dan kirim ke sekolah. Dan itu pasti berada di bawah pengawasan kami," katanya.
Akan tetapi, mantan Rektor Universitas Andalas, Padang, itu, mengatakan model pengadaan seperti itu pasti akan membuat banyak orang curiga dan menimbulkan fitnah terhadap kementerian.
"Orang pasti curiga, ini kementerian buat kurikulum baru dan buat buku gratis tujuannya agar ada proyek buku. Lalu, Pak menteri dan wamen dapat 'fee'. Orang pasti beranggapan begitu," katanya.
Agar tidak ada fitnah dengan model pengadaan buku semacam itu, kata dia, anggaran untuk membeli buku pelajaran bermuatan kurikulum baru dikirimkan dan diserahkan kepada masing-masing sekolah.
"Kami serahkan kepada sekolah untuk membelinya (buku, red.), uang kami kirimkan ke sekolah. Yang melakukan tender adalah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)," katanya.
Akan tetapi, kata dia, Kemendikbud sudah menginstruksikan percepatan pendistribusian agar seluruh buku pelajaran segera sampai ke sekolah dan sekarang ini prosesnya sudah 80 persen.
"Walaupun buku belum sampai, bukan berarti proses pembelajaran tidak jalan. Kami sudah kirim CD (compact disc) ke sekolah, kami juga taruh (materi) di website agar semua bisa mengunduh," pungkas Musliar.