REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- PT Pos Cabang Kudus, Jawa Tengah, menargetkan pendistribusian buku kurikulum 2013 ke sejumlah sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat di daerah setempat bisa dituntaskan pekan ini.
"Distribusi buku kurikulum 2013 ke sejumlah sekolah dimulai sejak Sabtu (23/8)," kata staf operasional PT Pos Cabang Kudus, Budi Santoso, di Kudus, Senin.
Adapun jumlah buku kurikulum yang diterima dari perusahaan percetakan di Solo, katanya, tercatat sebanyak 21 ton yang dikemas menjadi 1.259 boks.
Jumlah buku yang sudah terdistribusi sebelumnya, kata dia, mencapai ratusan boks, sedangkan yang didistribusikan pekan ini merupakan sisanya yang berjumlah 267 boks.
Setiap boksnya, kata dia, berisi sekitar 39 buku sampai dengan 42 buku kurikulum 2013.
Ia mengatakan, pendistribusian hari ini (25/8) ditujukan untuk sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Mejobo, Undaan dan Kaliwungu serta kekurangan untuk Kecamatan Kota.
Terkait dengan jumlah sekolah yang menerima buku kurikulum terbaru tersebut, dia mengaku, belum mengetahuinya secara detail, karena proses distribusinya disesuaikan dengan daftar penerima yang diterima dari perusahaan percetakan.
Selain itu, lanjut dia, PT Pos hanya menerima buku tersebut, kemudian diminta untuk mendistribusikan kepada sekolah sesuai data yang terdapat dalam lampiran.
"Kami baru bisa mengetahui jumlah sekolah yang menerima buku kurikulum tersebut setelah proses distribusinya selesai," ujarnya.
Ia menambahkan, PT Pos Cabang Kudus baru menerima 21 ton dari rencana 95 ton buku kurkikulum terbaru untuk jenjang SMP dan SMA.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus, Hadi Sucipto membanarkan, buku kurikulum terbaru yang sampai di Kudus tercatat baru 21 ton dari rencana 95 ton buku.
Buku yang sudah dikirim ke Kudus tersebut, meliputi mata pelajaran matematika untuk kelas 11 SMA dan mata pelajaran prakarya untuk kelas 10 SMA, sedangkan untuk SMP terdapat lima mata pelajaran.
Kelima mata pelajaran tersebut meliputi Bahasa Inggris, IPS, matematika, PPKn dan seni budaya untuk kelas VII.
"Sampai saat ini masih ada sekolah yang belum menerima buku tersebut sehingga sekolah yang sudah menerima 'soft copy' diinstruksikan untuk mencetak sesuai kebutuhan menggunakan dana bantuan operasional sekolah," ujarnya.