REPUBLIKA.CO.ID, Untuk mendukung misi pendaratan di Komet 67P, Rosetta dilengkapi berbagai peralatan. Tiga instrumen milik NASA yang diangkut Rosetta, pertama, peralatan untuk mendeteksi gelombang bernama Microwave Instrument for Rosetta Orbiter disingkat MIRO; alat pengukur spektrum gelombang ultraviolet Alice; dan pendeteksi atau sensor ion dan elektron IES. Tiga perangkat ini merupakan di antara 11 peralatan lain yang dibawa serta oleh wahana Rosetta.
MIRO didesain untuk bisa mengolah data bagaimana gas dan debu berhamburan dari permukaan inti komet untuk membentuk koma dan ekor. Koma dan ekor inilah yang membuat intrinsik komet terlihat bercahaya sebagaimana kita lihat dari Bumi.
Dengan mempelajari temperatur permukaan komet dan bagaimana evolusi koma dan ekornya, akan memberikan informasi seperti apa komet menyusun dirinya saat mendekat maupun menjauh dari sekitar Matahari.
Adapun Alice akan menganalisis gas di dalam koma komet yang membentuk selubung gas bercahaya di sekitar inti komet saat mendekati Matahari. Alice juga akan mengukur tingkat yang bagaimana yang memungkinkan komet memproduksi air, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Pengukuran atas hal ini memberikan informasi berharga mengenai komposisi permukaan inti komet.
Perangkat ini juga mengukur kadar keberadaan argon, salah satu petunjuk penting terkait temperatur tata surya saat kali pertama inti komet terbentuk pada 4,6 miliar tahun silam.
Sedangkan, IES merupakan bagian dari lima perangkat untuk menganalisis kondisi plasma komet, khususnya koma. Instrumen ini akan mengukur partikel bermuatan di atmosfer di luar Matahari, atau angin Matahari, ketika mereka berinteraksi dengan gas yang keluar dari komet sewaktu Rosetta mendekati inti komet.
NASA pun melengkapi dengan peralatan seperangkat elektronik spektrometer pengganda massa, bagian dari alat buatan Swiss yang dibawa Rosetta bernama Orbiter Spectrometer for Ion and Neutral Analysis (Rosina). Rosina menjadi instrumen pertama di ruang angkasa yang memiliki kemampuan resolusi untuk membedakan molekul nitrogen dengan karbon monoksida, dua molekul yang mempunyai kemiriman massa. Identifikasi yang jelas mengenai kandungan nitrogen membantu ilmuwan memahami kondisi saat kali pertama tata surya terbentuk.