Ahad 07 Aug 2011 11:44 WIB

Alhamdulillah! WN Malaysia Lebih Suka Makan Beras Premium RI

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Beras Premium RI - ilustrasi
Beras Premium RI - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Wisatawan mancanegara asal Malaysia di Kota Bandung tidak hanya tertarik dengan produk pakaian, mereka juga banyak membeli beras Indonesia. Wisatawan asal Negeri Jiran itu membeli beras berkualitas tinggi alias premium sebanyak 2-3 kilogram.

Malaysia merupakan pasar potensial bagi produk beras premium Indonesia. Rangga Umar, penjual beras di Pasar Baru, Bandung, mengatakan, pembeli dari Malaysia datang hampir setiap hari.

Menurut dia, pembeli beras asal Malaysia itu hanya membeli untuk kebutuhan pribadi, sehingga tidak membeli dalam jumlah banyak. Selain dari Malaysia, pembeli dari Singapura juga banyak membeli beras di Pasar Baru.

"Biasanya (pembeli) yang dari Malaysia membeli (beras) Pandanwangi dan Rojolele," kata Rangga di Pasar Baru, Ahad (7/8).

Menurut dia, beras yang diminati wisatawan asal Malaysia itu tergolong memiliki harga mahal. Satu kilogram beras premium yang diminati wisatawan Malaysia itu seharga Rp 9.000. Harga itu naik mulai memasuki Ramadhan. Harga sebelumnya hanya Rp 8.200 per kilogram.

Menurut Rangga, beras premium yang harganya relatif mahal itu memang hanya diminati konsumen menengah ke atas. Meski konsumennya terbatas, Rangga menyebut permintaan terhadap beras premium ini tidak berkurang.

"Pembelinya ada terus. Orang kita (Indonesia) juga banyak yang membeli," kata Rangga.

Permintaan bertambah pada Ramadhan ini. Sementara, beras yang paling banyak dibeli masyarakat atau beras jenis IR dipatok seharga Rp 7.400 per kilogram. Rangga mengatakan, harga sebesar itu tetap stabil memasuki Ramadhan alias belum ada kenaikan signifikan. Kenaikan baru akan terasa mendekati Lebaran, kenaikannya rata-rata sebesar Rp 200-500 per kilogram.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika meninjau Pasar Baru terkejut dengan adanya pembeli beras premium Indonesia dari Malaysia. Menurut Hatta, kondisi harus dimanfaatkan dengan cara memperluas pasar. "Ini berarti permintaannya ada," kata Hatta.

Dia bersyukur tidak ada gejolak harga pada beras yang dikonsumsi masyarakat. Pasar Baru tidak hanya menjual bahan pangan pokok, tapi juga tekstil dan pakaian jadi yang juga banyak diminati wisatawan asal Malaysia.

Pembeli dari Malaysia biasanya membeli dalam jumlah banyak. Oleh karenanya, pedagang tekstil dan pakaian jadi di Pasar Baru ini menerima pembayaran dengan mata uang Ringgit dan dollar Singapura.

Menurut Deputi Menko Perekonomian bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawadi, Pasar Baru di Bandung ini merupakan pasar paling kreatif di Indonesia. "Pasar Baru ini jauh lebih baik dibanding Pasar Tanah Abang," ujar Edy.

Dia menambahkan, pedagang di Pasar Baru kreatif memancing pembeli dari luar negeri, salah satunya dengan kemudahan cara pembayaran dengan kartu kredit. Dalam kesempatan sama, Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan, wisatawan yang datang ke Bandung pada 2010 lalu sebanyak 3,2 juta orang, di antaranya berasal dari Malaysia dan Singapura. "Kalau orang Malaysia datang ke Bandung, pasti ke Pasar Baru," ujar Dada.

Hal itu didukung transportasi udara sebanyak tiga kali penerbangan dari dan ke Malaysia dengan berbagai maskapai penerbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement