Jumat 20 Sep 2019 14:34 WIB

Realisasi Impor Daging Sapi Brasil Diproyeksi Molor

Bulog tegaskan terkait penugasan izin impor harus tertib administrasi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, impor daging sapi masih menjadi pilihan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging lokal. Saat ini penugasan impor daging sapi Brasil kepada Bulog masih dalam proses administrasi dan realisasinya diproyeksi molor hingga tahun depan.

Seperti diketahui, melalui rapat koordinasi (rakor), diputuskan alokasi kuota impor daging sapi asal Brasil sebesar 50 ribu ton kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ketiga perusahaan BUMN yang ditunjuk antara lain Perum Bulog sebesar 30 ribu ton, PT PPI sebesar 10 ribu ton, dan PT Berdikari sebesar 10 ribu ton.

“Ya memang impor masih jadi pilihan untuk sementara produksinya belum memenuhi. Kalau saaat ini, masih proses administrasi (impor), kemungkinan pelaksanaannya bisa mundur tahun depan,” kata pria yang kerap disapa Buwas ini, di kantornya, Jakarta, Jumat (20/9).

Menurutnya berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah memang membuka opsi impor daging sapi Brasil dengan pertimbangan harga yang relatif lebih murah dari negara produsen lainnya. Meskipun terdapat biaya transportasi dan logistik, pemerintah mengklaim harga daging sapi Brasil masih tetap kompetitif.

Sedangkan terkait distribusi daging impor nantinya apabila sudah masuk ke Indonesia, kata Buwas, pihaknya akan menyesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas Bulog dengan pasar. Hanya saja dia menegaskan, proses administrasi impor daging sapi Brasil masih belum dirampungkan dan diproyeksi bakal molor hingga tahun depan.

“Persoalan Bulog nanti masih diberikan penugasan izin impor atau tidak, itu terserah. Menurut saya yang penting harus tertib administrasi,” ujarnya.

Adapun proses perizinan dan administrasi yang dimaksud yakni surat perizinan pelaksanaan impor oleh Kementerian BUMN, pengajuan rekomendasi di Kementerian Pertanian (Kementan), serta pengajuan izin impor di Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dia menyebutkan apabila keseluruhan syarat administrasi tersebut terlaksana, maka pihaknya akan segera menyelenggarakan proses lelang.

"Kalau seluruh administrasi rampung, lelangnya bisa akhir tahun ini. Tapi kalau rampung," ujarnya.

Terkait jaminan halal dan sertifikasi kesehatan daging sapi impor Brasil, pemerintah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melakukan tindak lanjut dengan mensurvei langsung ke Brasil. Hal itu guna memastikan apakah sumber pasokan serta tata cara produksi daging sapi Brasil sesuai dengan ketentuan konsumen di Indonesia.

Sebagai catatan, Bulog juga diberi penugasan impor daging kerbau beku asal India sebesar 80 ribu ton. Menurut Buwas berdasarkan catatan terbarunya, realisasi impor daging kerbau India hampir rampung dan hanya tersisa 18 ribu ton lagi yang menyusul. Dia memperediksi realisasi impor daging kerbau India itu bakal rampung di akhir tahun ini.

Sejauh ini mayoritas kebutuhan daging sapi dan kerbau Indonesia memang masih dipasok impor. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi daging sapi nasional pada 2017 mencapai 532 ribu ton sedangkan kebutuhan daging sapi sebesar 686.271 ton per tahun. Artinya, Indonesia masih defisit daging sapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement