REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota Pramuka diharapkan dapat mengambil peran positif dalam mengembangkan pengetahuan dan pembentukan karakter pemuda calon penerus masa depan bangsa.
"Gerakan Pramuka sebagai lembaga pendidikan nonformal akan melengkapi pendidikan informal yang diperoleh dalam keluarga dan pendidikan formal di sekolah," kata Ketua Kwartir Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Paku Alam IX di Yogyakarta, Jumat (22/8).
Pada pelantikan 54 pimpinan Saka Wanabhakti Kwartir DIY, ia mengatakan saat ini kaum muda dihadapkan pada dua masalah besar yakni masalah sosial dan masalah kebangsaan. Masalah sosial di antaranya penggunaan napza, hubungan seksual pranikah, tawuran, kekerasan, dan kriminalitas. Masalah kebangsaan seperti solidaritas sosial rendah, semangat bela negara rendah, dan semangat persatuan yang rendah.
"Dengan adanya Krida Tata Wana, Krida Guna Wana, Krida Bina Wana, dan Krida Reksa Wana dalam Saka Wanabhakti yang dikembangkan dengan teknik kepramukaan yang inovasi dan kreatif akan dapat menarik minat kaum muda untuk masuk dan beraktivitas di Saka Wanabhakti," katanya.
Menurut dia, pimpinan Saka Wanabhakti mengemban tugas dan kewajiban dalam memberikan saran, pemikiran, dan melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka Wanabhakti. "Dengan demikian selaras dengan visi dan misi Gerakan Pramuka dan memberikan bimbingan kepada semua jajaran Saka Wanabhakti di DIY," kata Paku Alam yang juga Wakil Gubernur DIY itu.
Pimpinan Saka Wanabhakti Nasional Putra Pratama mengatakan DIY merupakan daerah yang pertama kali melakukan pelantikan pimpinan, selanjutnya akan diadakan Perkemahan Bakti Saka Wanabhakti Nasional pada 15-20 Desember di Cibubur.
"Kegiatan itu ditargetkan diikuti 80 ribu peserta dengan perwakilan delapan orang setiap cabang. Perkemahan tersebut juga akan diikuti peserta dari negara-negara ASEAN dan sekitarnya," katanya.