Selasa 19 Aug 2014 17:31 WIB

Jalur Kereta Bogor-Sukabumi Direhabilitasi

KRD Sukabumi
Foto: hedwigus.com
KRD Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI-- Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia saat ini tengah merehabilitasi jalur perlintasan kereta api sepanjang 32 kilometer dari Stasion Bogor hingga Stasioan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

"Saat ini rehabilitasi tengah dalam pengerjaan, mulai mengganti bantalan yang dari besi menjadi beton, selain itu daerah-daerah yang dikenal rawan anjlok dan longsor di sepanjang 32 km tersebut sudah diperbaiki dan diperkuat," kata Direktur Komersial PT KAI, Slamet Suseno, kepada Antara, Selasa.

Menurut Slamet, diharapkan rehabilitasi tersebut selesai pada tahun ini juga dan bisa dipergunakan sebagai perlintasan kereta api yang menghubungkan Sukabumi-Bogor-Jakarta. Selain itu, tujuan lain direhabilitasi jalur ini adalah untuk mempermudah kereta angkutan barang saat melintasi jalur tersebut.

Lebih lanjut, dengan kondisi jalur perlintasan yang baik diharapkan juga bisa mempercepat laju kereta api, karena saat ini kecepatannya hanya maksimal 50 km/jam dan dengan kualitas jalur dan bantalan yang baik ditargetkan laju atau kecepatan kereta api yang melintas bisa mencapai 70 km/jam.

"Perbaikan atau rehabilitasi ini untuk kepentingan bersama karena kereta tidak hanya digunakan untuk mengangkut orang aja, tetapi juga mengangkut barang sehingga logistik khususnya yang dari Sukabumi menuju Bogor dan Jakarta bisa tepat waktu sampai di tempat," tambahnya.

Di sisi lain, pihaknya juga akan membuat jalur kereta api Cisaat, Kabupaten Sukabumi sampai Tambun, Bekasi karena saat ini pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Semen Sukabumi yang nantinya semen tersebut dalam pendistribusiannya menggunakan kereta api.

Dengan rehabilitasi jalur perlintasan kereta api ini selain menjamin tepat waktu, juga menjaga keselamatan baik penumpang maupun barang sekaligus mengurangi gas emisi buang kendaraan. Karena seperti diketahui saat ini jalur Sukabumi menuju Ciawi, Bogor kerap dilanda kemacetan yang disebabkan penumpukan jumlah kendaraan.

"Kereta api saat ini tidak hanya menjadi moda angkutan alternatif tetapi sudah utama, karena seperti di negara-negara lain banyak warganya yang menggunakan pelayanan kereta untuk menuju daerah tujuannya seperti tempat kerja," kata Slamet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement