Selasa 19 Aug 2014 16:35 WIB

LSM Peduli Lingkungan Jabar Dukung Citarum Bersih

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang pemulung mencari rongsokan di Sungai Citarum di daerah Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang pemulung mencari rongsokan di Sungai Citarum di daerah Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang akhir masa jabatan periode 2009-2014, anggota DPRD Jabar yang tidak kembali terpilih sebagai anggota dewan, mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen pada bidang lingkungan bernama Peduli Lingkungan Jabar (Pelija). Program prioritasnya, adalah mendukung program Citarum Bersih yang dibuat oleh Pemprov Jabar.

''Program yang akan kami prioritaskan, Jabar Bestari. Yakni, bagaimana membuat Citarum bersih dari hulu ke hilir,'' ujar Direktur Eksekutif Pelija, M Qudrat Iswara, saat launching LSM Pelija di Bandung, Selasa (19/8).

Program kedua, kata dia, adalah fokus pada masalah Kawasan Bandung Utara (KBU). Karena, sebagai sebuah cekungan kondisi KBU saat ini rusak. Padahal, daerah tersebut penting sebagai catchment area.

''Kami sangat mendukung Perda dan Pergub KBU. Karena, dengan aturan harus ada rekomendasi dari provinsi sudah mulai mengerem pembangunan di sana,'' katanya.

Daerah lain yang menjadi perhatian, kata dia, masalah lingkungan di kawasan Depok, Bekasi, dan Karawang. Karena, ketiga kawasan tersebut masuk daerah industri. Jadi, banyak investor yang tertarik ingin menginvestasikan dananya di daerah tersebut.

''Kami, ingin mengawal agar masyarakat sekitar diberdayakan. Jadi, pabrik di bangun tapi tak merusak lingkungan,'' katanya. 

Masalah lingkungan lainnya, kata dia, aktivitas pasir besi di Sukabumi sampai Pelabuhan Ratu. Memang, izin tambang yang mengeluarkan kabupaten/kota. Tapi, menggunakan fasilitas jalan provinsi dan nasional yang sering menyebabkan keruskan.

''Bandung metropolitan pun menjadi perhatian kami. Karena, sebagai ibu kota provinsi populasinya sudah melewati  ambang batas,'' katanya.

LSM Pelija, kata dia, berdiri untuk meneruskan pekerjaan anggotanya yang semasa menjabat DPRD belum selesai. Semua anggota dewan yang habis masa jabatannya, merasa harus terus mengawal program Pemprov dan DPRD Jabar.

''Kami juga harus tetap berkontribusi setidaknya sebagai mantan anggota DPRD Jabar," kata Iswara.

Iswara berharap, melalui wawasan dan pengalaman yang dimiliki, para mantan anggota DPRD Jabar, optimistis bisa tetap bermanfaat dan memberikan kontribusi kepada Pemrov dan DPRD Jabar. Bentuk hubungannya, bersifat kemitraan. LSM ini, sudah terdaftar dan sifatnya terbuka.

''Pada prinsipnya organisasi ini akan menyesuaikan keadaan. Artinya jika diperlukan, maka bisa berdiri di setiap kabupaten/kota," katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, Pelija pun akan berkontribusi pada upaya antisipasi pencemaran kualitas lingkungan. Apalagi, Jabar menjadi provinsi dengan penduduk terbanyak bahkan sampai 600 ribu per tahunnya.

Menurutnya, setiap aktivitas manusia akan meninggalkan buangan yang berpotensi menurunkan kualitas lingkungan.  "Kami melihat ini dan berupaya meminimalisasi penurunan kualitas lingkungan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement