Senin 18 Aug 2014 13:06 WIB

Nazaruddin Pernah Ungkapkan Niat Hancurkan Demokrat

Rep: gilang akbar prambadi/ Red: Muhammad Hafil
M Nazaruddin
Foto: Septianjar Muharam/Republika
M Nazaruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Mantan staff ahli Nazaruddin di DPR RI Nuril Anwar mengungkapkan adanya kekesalan yang pernah diutarakan oleh atasannya itu kepada Parta Demokrat (PD). Demikian hal tersebut disampaikan Nuril dalam lanjutan sidang Kasus Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (18/8). 

Diceritakan Nuril, awal kasus Hambalang terkuak 2010 silam, Nazaruddin mulai ditempa banyak keresahan yang mengancam. Mulai dari dugaan perkosaan kepada seorang SPG yang ditudingkan sebuah majalah kepada Nazar, hingga selintingan informasi yang menyebut dia akan dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

DI tengah masalah itu, Nazar merasa Anas sebagai kolega di partai ‘sulit diatur’. Menurut Nuril, Nazar mulai jengkel dengan Anas karena tak mau membantu proyek-proyek Nazar dan perusahaannya. Dari cerita Nazar, kata Nuril, Anas lebih memetingkan ‘blusukan’  mengatur partai ke daerah-daerah daripada segala hal yang berkaitan dengan proyek. 

“Di saat resah seperti itu, Nazar lalu mengadakan pertemuan dengan pak Marzuki Alie. Waktu itu tanggal 23 Mei 2011, selama kurang lebih tiga jam berdiskusi, ada Neneng (istri Nazar) juga ikut,” kata Nuril saat bersaksi di Pengadilan Tipikor. 

Usai pertemuan, Nazar lalu berkata kepada Nuril  bahwa PD akan dihancurkannya bila tidak memberi perlindungan. Ancaman kehancuran yang Nazar maksud, kata Nuril, ialah dengan membongkar seluruh borok elit PD.

Setelah pertemuan itu, Nazar dan Neneng lantas melarikan diri ke Singapura. Dalam pelariannya, Nazar masih sering berkomunikasi dengan Nuril. Bahkan Nazar masih dapat merencanakan strategi untuk menggulingkan Anas dari kursi Ketua Umum (Ketum) PD. 

“Nazar bilang ‘Anas ini sudah tidak komit, harus diadakan KLB (kongres luar biasa) untuk ganti Ketum’,” ujar Nuril meniru kalimat Nazar kepadanya 2011 silam.

 Saat Nazar terus mengungkapkan niatnya untuk menggulingkan Anas, eks Bendahara Umum (Bendum) PD itu mulai memutus kontak dengan Nuril. Menurut Nuril, saat itu Nazar telah lari ke tempat lain ketika ditetapkann sebagai tersangka oleh KPK hingga akhirnya tertangkap tak lama kemudian di Kolombia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement