Jumat 15 Aug 2014 18:10 WIB

Pemkot Depok Canangan Bulan Penimbangan Balita

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Julkifli Marbun
Balita (ilustrasi)
Foto: Antara/Basrul Haq
Balita (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kesadaran memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi dan balita di Indonesia masih rendah, padahal bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dan mencapai pertumbuhan serta perkembangan secara optimal dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Keberhasilan pemberian ASI dalam meningkatkan status gizi Balita harus dipantau dengan penimbangan berat badan secara teratur.

Atas dasar itu, sekaligus dalam rangka Pekan ASI se-dunia tahun 2014, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merasa perlu mencanangkan Bulan Penimbangan Balita (BPB) dan Seminar ASI tang berlangsung di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Kamis (14/8).

Kegiatan dengan tema “ASI Investasi generasi penerus yang sehat dan cerdas” ini dihadiri oleh Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, Ketua TP PKK sekaligus Bunda Paud Kota Depok, Nur Azizah Tamhid, OPD terkait, Camat, Lurah, ARSSI (Asosiasi Rumah Sakit se-Kota Depok), Organisasi Profesi POGI (Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia), IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia) serta menghadirkan Dr. Utami Roesli dan Maudy Koesnaedi selaku pembicara.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan komitmen pemangku kebijakan dan mengajak peran serta masyarakat serta meningkatkan kapasitas untuk mendorong ibu dalam pemberian ASI Eksklusif dan penimbangan balita setiap bulannya.

Selain seminar dan BPB, ada beberapa acara seperti deklarasi ‘Standard Emas Makanan Bayi’ yang dibacakan oleh Bunda Paud dan diikuti seluruh peserta yang hadir, penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Depok dengan ARSSI, POGI, IDAI, IDI dan IBI.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Depok, Noerzamanti Lies Karmawati, angka pemberian ASI yang masih rendah dan masih adanya resiko kematian bayi membuat pemerintah Kota Depok melalui promkes perlu melakukan seminar ASI dan pencanangan bulan penimbangan balita.

Sementara itu, dalam sambutannya, Nur Mahmudi, mengatakan sebaiknya ibu memberikan ASI minimal dua tahun, suami dan istri harus siap menjadi orang tua, baik kesiapan diri melahirkan maupun memberikan pendamping ASI.

“Saya berharap dengan pemberian ASI eksklusif tingkat kematian bayi menjadi rendah.

Para praktisi, aktivis ASI, dokter, dan bidan diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi serta memberikan masukan agar para ibu dapat memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga memberikan ASI eksklusif kepada bayi dan balita,” pungkas Nur Mahmudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement