REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Perencanaan Kota, UGM Yogyakarta, Profesor Sudaryono mengatakan rencana pemerintah DKI Jakarta menuju smart city sebaiknya tak menyoal pembangunan fisik saja. Tetapi juga sosialisasi mental, yakni memberikan pengetahuan bagaimana konsep kota yang cerdas bisa dipahami semua kalangan masyarakat.
Ia berpendapat dalam pengerjaan fasilitas fisik, seperti penambahan infrastruktur, perluasan jaringan internet, dan sebagainya tidak menjadi masalah yang berarti bagi pemerintah. Namun akan menjadi sia-sia apabila saat semua fasilitas fisik telah memadai, mental dan perilaku serta pemahaman masyarakat akan konsep smart city belum dipahami secara merata.
“Saya kira jika secara pembangunan fisik,tidak masalah bagi pemerintah. Namun disini smart city bukan melulu soal fisik, namun kita bicara kriminal, kemiskinan, pendidikan, dan masalah sosial lainnya,”kata Sudaryono.
Selanjutnya, ia menuturkan sebelum Jakarta menuju smart city dalam arti kompleks, perlu adanya pra kondisi. Seperti peningkatan pelayanan sosial, pelayanan kesehatan, serta memberi edukasi pada masyarakat akan konsep smart city dalam segala dimensi tidak hanya soal pembangunan fisik.