Selasa 12 Aug 2014 00:42 WIB

Kader: Sekarang Partai Golkar Otoriter

Rep: Andi M Ikhbal/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Aburizal Bakrie (ARB) dinilai memiliki strategi khusus dalam memimpin partai Golkar. Rumor penonaktifan kepengurusan sejumlah kader parpol dinilai sebagai cara menyelematkan kepentingan politik serta bisnisnya.

Ketua DPP Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, dalam waktu dekat, parpolnya akan menghadapi Munas, di mana akan ada pergantian kepengurusan. Pelaksanaannya tidak harus menunggu rekomendasi penyelenggaran munas 2015, karena Pilpres 2014 sudah dinyatakan selesai.

“Adanya pemecatan, apakah efektif saat akan berlangsung pergantian kepengurusan. Saya tidak mau terjebak strategi kelompok itu,” kata Yorrys saay dihubungi Republika, Senin (11/8).

Menurut dia, pemecatan itu memiliki prosedur serta mekanisme sendiri. Sebagai pengurus harian, ia seharusnya dilibatkan dalam proses penonaktifan tersebut. Namun, ia melihat, mereka hanya melakukan rapat sepihak untuk menentukan kebijakan.

Ia menilai, ada upaya untuk menyelematkan kepentingan politik serta bisnis dengan cara memecat kader yang dianggap tak lagi sejalan dengannya. Apalagi, pasangan calon yang Golkar usung kalah dalam kompetisi pilpres, makanya ada kepanikan dalam mengambil keputusan.

“Sekarang Golkar menjadi parpol yang otoriter, bahkan lebih parah dari zaman Orde Baru,” ujar anggota Komisi I DPR tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement