Senin 11 Aug 2014 20:20 WIB

Pengusaha Jepang Tawarkan Kerja Sama dengan Purbalingga

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Pengusaha asal Jepang menawarkan kerjasama dengan Pemkab Purbalingga. Kerjasama ini bertujuan untuk membantu memecahkan permasalahan yang ada di Purbalingga, terutama mengenai jumlah penangguran yang dari tahun ke tahun terus meningkat.

Ketua persahabatan pengusaha Jepang di Indonesia, Takachi mengatakan, penjajakan kerjasama ini berawal dari keprihatinan para pengusaha asal Jepang terhadap tenaga kerja Indonesia, yang setelah pulang dari Jepang tidak memberi pengaruh signifikan terhadap lingkungannya.

''Para TKI yang bekerja di Jepang, pulang hanya sekedar membawa uang. Seharusnya bisa lebih dari itu, seperti mempraktikkan keahlian yang diperoleh saat berada di Jepang,'' katanya.

Sugimoto, pengusaha asal Jepang yang bergerak di bidang perkayuan, menilai potensi Purbalingga sebenarnya sangat menjanjikan. Terutama karena masyarakatnya memiliki keinginan belajar yang sangat tinggi, sehingga tinggal mendatangkan guru yang baik. ''Untuk mendukung kegiatan ini, saya juga mendatangkan seorang dosen dari Universitas Takamatsu, karena kemampuan bahasa Jepang sebagian pekerja dari Indonesai sangat masih kurang,'' katanya.

Sugimoto yang pernah bekerja di perusahaan Samsung mengatakan kemajuan pesat Samsung sebenarnya bukan berawal dari titik nol. Tapi ada bagian-bagian yang ditanamkan dari Jepang, terutama adalah sumber daya manusianya. ''Untuk itu, kita menawarkan kerjasama agar mahasiswa Indonesia bisa belajar di Jepang dan kerja paruh waktu. Ini yang kita tawarkan di Purbalingga,'' ujar Sugimoto

Selain itu, dia juga menawarkan kerjasama di bidang pertanian khususnya stroberi, karena stroberi yang dihasilkan oleh petani di Purbalingga belum layak ekspor. Dosen Universitas Takamstu, Mariyama, mengatakan penanaman stroberi di Jepang tidak langsung menggunakan media tanah. Tapi menggunakan media serabut kelapa. Bahkan saat ini ada 320 jenis stroberi di Jepang, yang jenisnya disesuaikan dengan iklim yang ada.

''Pengembangan strowberry di Purbalingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,'' ujar Mariyama, yang juga mantan direktur sebuah perusahaan di Jepang yang telah pensiun dan mengabdikan dirinya menjadi dosen.

Karena keterbatasan waktu dan jarak, Mariyama mengatakan transfer teknologi bisa dilakukan dengan cara teleconference. Melalui cara ini, biaya juga bisa dihemat.

Bupati Purbalingga, Sukento Rido Marhaendrianto mengatakan penjajagan kerjasama ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan perekonomian di Purbalingga, terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja dari Purbalingga ke Jepang. ''Kita memberikan apresiasi dan penghargaan pada para pengusaha Jepang. Kami berharap persahabatan yang sudah terjalin akan memberi  kebaikan bagi kita semua,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement