REPUBLIKA.CO.ID,NGAWI--Dua orang terduga teroris asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror merupakan anggota jaringan Santoso CS yang beroperasi di Poso, Sulawesi Tengah.
"Keduanya merupakan anggota jaringan Santoso CS. Keduanya berperan sebagai donatur yang bertugas mendanai segala aksi kelompok Santoso CS di Poso," ujar pemimpin penangkapan terduga teroris di Ngawi, Kombes Pol Ibnu, kepada wartawan, Jumat.
Kedua terduga teroris tersebut adalah, SY alias GP (44) dan KD. Keduanya merupakan warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Ngawi.
Menurut Kombes Pol Ibnu, KD merupakan anak buah GP. KD sendiri bertugas untuk membeli alat-alat seperti solarsel dan powersel yang rencananya akan dikirim ke Poso untuk kelompok teroris Santoso CS.
"Alat-lat tersebut untuk pengisi daya listrik di hutan tempat persembunyian kelompok Santoso," terang Kombes Pol Ibnu lebih lanjut.
Selain berperan sebagai donatur, keduanya merupakan anggota jaringan Santoso yang sudah cukup lama. Polisi masih menyelidiki kasus tersebut lebih dalam.
"Keduanya kami bawa ke Mabes Polri. Polisi masih mendalami dan melakukan pengembangan pada kelompok jaringan teroris ini," tegasnya.
Kombes Pol Ibnu menambahkan, keduanya diduga juga terlibat dalam jaringan penyebaran ideologi Islamic State of Iraq and Suriah" atau (ISIS). Karena di rumah KD ditemukan adanya bendera ISIS.
Sementara, salah satu tetangga terduga teroris, Susetyo, mengatakan, tidak menyangka jika tetangganya tersebut adalah teroris.
"Saya tidak menyangka kalau Pak Guntur itu teroris. Ia berperilaku biasa saja dalam kehidupan sehari-hari. Makanya tetangga kaget karena tiba-tiba ditangkap polisi," ungkap Susetyo kepada wartawan.
Menurut dia, GP pernah bekerja di Kalimantan. Sedangkan KD dalam kesehariannya merupakan penjual bakso bakar yang berjualan di sekitar desanya.
Seperti diketahui, tim Densus 88 Antiteror, Jumat siang, berhasil menangkap dua orang warga Kabupaten Ngawi karena diduga terlibat dalam jaringan teroris. Dari rumah keduanya polisi menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya adalah senjata api, amunisi 21 butir, telepon genggam, beberapa buku panduan jihad, dan bendera ISIS.