REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden-wapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menggagas konsep blusukan via internet (e-blusukan) melalui media sosial. Hal itu difungsikan untuk menampung seluruh aspirasi masyarakat mulai dari kelas bawah sampai menengah ke atas.
Usai menunaikan tugasnya sebagai Gubernur Jakarta, Jokowi mendatangi Rumah Transisi di Menteng, Jakarta Pusat. Ia melangsungkan rapat bersama tim transisi dan tim media sosial.
Pembahasannya itu, kata dia, terkait konsep blusukan via media sosial untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
"Kami bahas, bagaimana nanti penggunaan media sosial untuk menjelaskan program kepada masyarakat dan menampung aspirasi mereka. Itu namanya e-blusukan," kata Jokowi usai rapat di Rumah Transisi, Kamis (7/8).
Menurut dia, suatu hal yang sulit jika harus menjangkau seluruh provinsi di Indonesia dan menyapa masyarakat di setiap tempat dalam waktu singkat. Karena itu, dibutuhkan peran media sosial untuk berkomunikasi langsung dengan mereka. Sama seperti blusukan selama ini, namun virtual.
Sejauh ini, program tersebut memang masih dalam pembahasan bersama tim. Pastinya, ia tetap ingin mendengar suara rakyat lewat media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Ia mengakui, fasilitas tersebut hanya dinikmati publik kelas menengah. Namun, aspirasi mereka tetap diperlukan.
"Jadi bukan hanya warga kecil saja. Kami juga mau mendengar suara rakyat kelas atas dan para pengguna media sosial," ujar dia.
Kepala Staf Kantor Tim Transisi, Rini Soemarno menambahkan, e-blusukan memang masih dalam pemikiran. Jokowi-JK inginkan adanya komunikasi dengan masyarakat yang mengakses media sosial.
Sebagian dari mereka yang tidak tersentuh fasilitas tersebut, akan mendapat kunjungan langsung. "Nanti kita akan langsung secara nyata turun ke lapangan. Namun yang tidak terjangkau, bisa lewat e-blusukan ini," ujar dia.